Hola, Cuba!
"Jadi beli nih ya tiketnya?" tanya suamiku, akhir November lalu. Mendadak keinginan untuk bertualang membuncah. Akhir Desember jadi waktu paling tepat. Setelah berdiskusi panjang akhirnya kami memutuskan Kuba (Cuba) jadi pilihan. Ini perjalanan untuk hadiah ulang tahunku ke 40 dan ulang tahun pernikahan kami yang ke 13. "Yes! Let's go to Cuba!" jawabku. Sedikit rasa ragu dan deg-degan muncul, tetapi hanya membuatku semakin ingin pergi. "Tickets confirmed," ujar si suami.
Terbang ke Kuba dari Houston, Texas, tempat kami tinggal hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam. Tanggal 20 Desember pagi kami berangkat ke Havana, Kuba.
Lila dan Aris membawa carry-on bags berisikan semua baju dan barang-barang mereka. Aku hanya membopong tas punggung ke dalam kabin. Satu koper masuk ke perut pesawat. Isinya mayoritas baju-bajuku, toiletries (sabun, odol, shampoo, dll), kado-kado Natal dari Lila dan kado kami untuk Lila, beberapa obat, dan makanan-makanan kecil yang ingin kami bagi kepada Airbnb hosts dan teman-teman baru di Kuba. Sialnya, koperku ternyata tak pernah masuk perut pesawat pada tanggal 20 Desember. Berhari-hari si koper terdampar di George Bush Intercontinental Airport hingga akhirnya berhasil terbang ke Havana pada tanggal 24 Desember. Meski frustrasi karena komunikasi yang tak jelas dari pihak airport Havana dan United airlines, namun kejadian koper hilang ini malah membuat perjalanan ke Kuba semakin istimewa dan tak terlupa. Aku jadi sadar kalau aku tak butuh banyak barang dan meski membuat emosi, pada akhirnya semua akan selalu baik-baik saja.
Kuba selalu ada dalam bucket list si Aris. Aku tak punya bucket list, tapi selalu penasaran pada Kuba. Negara kecil yang begitu dekat, tetapi terasa begitu jauh dan tak terjamah.
Amerika Serikat bukan sahabat Kuba. Pergi ke sana sebagai turis dilarang oleh Paman Sam. Kalau memang ngotot ke sana, warga negara atau Permanent Resident dari Amerika Serikat harus memilih satu dari 12 alasan mengapa ingin ke Kuba. Paling masuk akal bagi kami adalah "Support for Cuban people". Untuk masuk kategori "Mendukung rakyat Kuba" kami harus:
- Menginap di rumah penduduk (casa particulares). Hal ini dapat dilakukan dengan mudah berkat Airbnb. Hampir semua hotel di Kuba dimiliki oleh pemerintah. Atau pemerintah Kuba bekerja sama dengan pihak swasta asing untuk mengelola hotel. Menginap di hotel berarti mendukung pemerintah Kuba dan bukan rakyatnya.
- Tidak makan dan berbelanja di restoran dan toko milik pemerintah. Alasannya sama dengan yang di atas. Maka uang harus dibelanjakan di toko suvenir dan tempat makan milik privat.
- Berinteraksi, mengenal lebih dalam, dan mendukung usaha-usaha privat milik penduduk: pertanian tembakau, galeri seni, belajar salsa di sekolah milik penduduk, tur dengan pemandu wisata independen.
Ketika tiba di Kuba kami baru menyadari bahwa host Airbnb biasanya sangat proaktif dan ingin membantu membuat kunjungan tamunya super nyaman. Mereka bisa mencarikan taksi dan memberikan rekomendasi. Selama di Kuba aku selalu merasa aman karena tahu bahwa pasti ada yang mau membantu. Itu salah satu hal yang kudapatkan dari Kuba tentang orang Kuba; di tengah hidup yang tak selalu mudah, mereka punya hati yang tak ragu berbagi. Dan ini, terutama ini, adalah mengapa Kuba istimewa.
Berikut adalah ringkasan perjalanan kami di Kuba:
20 Desember 2022
- Berangkat dari Houston pukul 11.00 pagi
- Tiba pukul 15.30 dan karena koper hilang, aku harus menunggu dan mengantri hampir 2 jam untuk membuat laporan kehilangan kepada petugas bandar udara.
- Bubar sudah rencana untuk berjalan-jalan sore hari karena sudah hampir gelap ketika keluar bandara.
- Check-in di Airbnb kami di daerah Centro Havana
21 Desember 2022
- Tur Kota Tua Havana bersama Jorge, si pemandu wisata yang dulunya adalah ilmuwan nuklir yang sekolah di Rusia. Beberapa dekade lalu dia dikirim untuk ikut pelatihan di Korea Utara. Ternyata selama 15 hari berada di lokasi pelatihan, mereka terekspos radiasi nuklir yang jauh di atas batas aman. Dia berhenti dari pekerjaannya dan memilih menjadi pemandu wisata. Dia masih tidak mengerti mengapa dia belum meninggal atau mengapa tak pernah terkena kanker.
- Makan siang di Dona Eutimia. Rasa sangat standar, harga turis.
- Belajar Cuban salsa bersama Yoa dan David dari SalsAmiga di daerah Vedado. Satu jam belajar langkah-langkah dasar tarian kebanggaan Kuba. Aku dan Lila menikmati setiap detiknya!
- Check out dari Airbnb di Centro Havana dan berangkat ke Vinales, 2,5 jam dari Havana. Lembah Vinales berada di bagian Barat Kuba dan terkenal sebagai tempat perkebunan tembakau dan penghasil cerutu dengan proses produksi tradisional.
- Check in di Casa Particular milik Mariela dan Pacho
- Makan siang di casa. Mariela menyajikan makanan khas Kuba: ropa vieja. Superb food!
- Sunset-an dan makan malam di Finca Agroecologica El Paraiso
- Tur keliling Vinales. Biaya $40 untuk 3 jam dengan taksi privat. Rute: perkebunan tembakau (mendapatkan penjelasan tentang pembuatan cerutu dan bisa mencoba cerutu), Cueva Del Indio (Gua Indian), Mural de la Prehistoria, dan Hotel Los Jazmines untuk mendapatkan pemandangan Lembah Vinales.
- Makan siang di penginapan.
- Makan malam di Tres Jotas Tapas Bar (superb food!)
- Berjalan-jalan di pusat kota Vinales. Tak banyak kegiatan selain duduk di restoran dan beli suvenir.
- Kembali ke Havana dan check in di casa particular yang berada di daerah Vedado
- Ke airport menjemput koper yang akhirnya tiba di Havana. Nyaris dipaksa kembali keesokan hari, tetapi dengan air mata buaya akhirnya koper berhasil didapat.
- Makan malam di El Biky. Akhirnya ketemu restoran dengan makanan enak di Havana.
- Buka kado Natal di pagi hari. Lila super bahagia karena kadonya ternyata sampai juga di Havana. Gadis kecil kami membelikan kado untuk aku dan Aris di Houston dengan uangnya sendiri. Ia sempat sedih sekali ketika koperku hilang.
- Naik mobil klasik ke beberapa tempat menarik yang belum sempat dikunjungi: La Plaza de la Revolucion (landmark paling populer di seluruh Havana), hutan kota Havana (Bosque de la Habana), dan Fusterlandia.
- Beli es krim dan donat di MonteFreddo lalu makan siang di El Biky (lagi)
- Di sore hari pergi ke Wisma KBRI di Havana untuk memenuhi undangan Ibu Duta Besar Indonesia untuk Kuba. Ada perayaan Natal sederhana bagi staff KBRI yang merayakan. Sungguh bahagia diundang untuk ikut serta. Ini jadi salah satu bagian terfavorit dari perjalanan kami ke Kuba.
- Sarapan di Airbnb. Teman baru kami dari KBRI membawakan panekuk buatannya yang berisikan nutella. Super lezat! Kami lalu ngobrol-ngobrol seru sampai saatnya kami check out.
- Check out dari Airbnb dan langsung ke airport
- Ciao, Cuba!
Comments
Post a Comment