Semoga Tuhan, Semoga Semesta

Sudah 14 hari kini aku dan keluarga diam di rumah dan menjauhkan diri dari keramaian dan orang lain. Amerika Serikat kini punya angka infeksi Covid19 tertinggi di dunia. Indonesia, kampung halaman dan tempat semua keluarga berada, juga sedang genting menghadapi penyebaran Covid19. Ini masa-masa yang teramat sulit bagi semua orang, tak pandang bulu warna kulit, agama, usia, dan jenis kelamin. Umat manusia ada di dalam kekacauan ini bersama-sama.

Aku tak tahu mau menulis apa. Sesungguhnya tak ada keinginan untuk menulis. Tak ada keinginan untuk melakukan apa-apa. Kalau tidak ada Lila mungkin aku hanya akan rebahan saja di tempat tidur setiap hari. Aku letih lihat berita, lihat Whatsapp, lihat instagram. Aku rindu keluarga di Indonesia dan tak tahu kapan bisa bertemu mereka kembali. Aku tak bisa berhenti memikirkan tenaga kesehatan, orang-orang yang kehilangan pekerjaan, kakek dan nenek yang tak bisa bertemu cucu-cucunya. Aku tak bisa berhenti berpikir tentang semua penderitaan dan kesusahan. Hatiku berat, kepalaku berat, aku penuh ketakutan, dan kadang juga harapan.

Ya, kadang juga ada harapan. Harus ada harapan.

Semoga Tuhan dan Semesta memberi kekuatan kepada semua yang sedang menderita, yang sedang bersedih, yang sedang kesepian, yang sedang bingung dan ketakutan. Semoga Tuhan dan Semesta memberi kita semua kekuatan.


Comments

Popular Posts