Teguh Rahmadi



Hari ini hari terakhir di tahun 2018. Hari ini aku kehilangan salah satu teman yang dahulu teramat dekat, namun sejak beberapa tahun terakhir hanya dekat di hati. Teguh Rahmadi telah pergi. Sulit rasanya mempercayai, tetapi sungguh benar adanya. Ia telah pergi. Tak akan lagi kembali. Hanya kenangan yang jadi pelipur hati.

Aku kenal Teguh di awal tahun 2008. Seorang seniman bernama FX Harsono ketika itu ingin membuat sebuah karya tentang Tragedi Mei 1998. FX Harsono mengajak sepupuku, Muthiara Rievana, untuk menjadi Produser. Dan entah bagaimana, Muthi merasa aku cocok jadi bagian tim untuk proyek Pak Har. Maka di suatu malam, di sebuah kafe di Cipete, seluruh tim dikumpulkan untuk rapat pertama; untuk saling berkenalan dan membicarakan rencana. Dan di malam itu aku berkenalan dengan Teguh.

Proyek dengan Pak Har adalah awalnya. Pertemuan hampir setiap hari membuat kami-kami yang terlibat dalam proyek Pak Har jadi teramat dekat. Ketika proyek itu berakhir kami terus saja menghabiskan waktu bersama. Di dalam ingatanku tahun 2008 hanya berisikan saat-saat bersama mereka semua. Bersama Teguh. Banyak sekali tawa yang kami bagi bersama. Banyak sekali. Tahun 2008 adalah tahun yang istimewa.

Aneh rasanya menyadari Teguh sudah tak lagi berbagi ruang di bumi. Aneh rasanya menyadari ia tak akan lagi sumbang suara dan canda di grup whatsapp. Aneh rasanya menyadari bahwa ia sudah benar-benar pergi dan bukan hanya sedang mendaki gunung atau membantu korban bencana. Ia sudah benar-benar pergi.

Di bulan Oktober 2018 aku sempat mengatakan padanya (lewat whatsapp) tentang kekagumanku pada bagaimana ia mengisi hidupnya. Tentang bagaimana aku sedikit iri karena melihat Teguh mengisi hari-harinya dengan melakukan hal-hal yang sangat ia cintai. Ia mengisi hari-harinya dengan membantu orang lain yang kesusahan (tengok Kun.Humanity System), ia menanjak gunung-gunung tertinggi di Indonesia dan bersama teman-temannya melahirkan sebuah film berjudul 'Negeri Dongeng', sebuah karya yang luar biasa:




Teguh Rahmadi menyentuh banyak sekali hati dalam hidupnya yang singkat. Ia membuatku ingin melakukan yang lebih lagi dengan hidupku. Ia membuatku ingin melakukan hal-hal yang terasa tidak mungkin. Ia membuatku ingin jadi lebih berani.

Aku beruntung pernah mengenalmu. Dunia akan kehilanganmu. Aku akan kehilanganmu meski sudah bertahun-tahun kita tak bertemu. Semoga terang dan damai selalu menemanimu perjalananmu. Sampai kita berjumpa lagi, Teguh Rahmadi. Terima kasih untuk inspirasi dan memori.


Cheers, Geng! Sampai kita berjumpa kembali.

Comments

Popular Posts