Islandia




Islandia atau Iceland terletak di benua Eropa bagian utara. Bulan Juni lalu, selama 10 hari, kami berkendara mengelilingi Islandia dan terpukau olehnya. Negara itu punya gunung berapi dan glasier, pasir hitam dan padang rumput, ribuan air terjun dan geiser. Es dan api merajai tanah-tanahnya. Domba-domba merajai jalanannya. Islandia bagai negeri dari dongeng yang terlalu indah.

Kami memulai perjalanan dari Houston, Texas, AS. Saya, Aris, dan Lila terbang ke Minneapolis dahulu sebelum melanjutkan ke Reykjavik, Islandia. Perjalanan dari Minneapolis ke Reykjavik memakan waktu enam jam. Kami berangkat malam hari dan tiba pukul 09.00 pagi. Perbedaan waktu antara Texas dan Islandia adalah lima jam (Islandia lebih dahulu).




Saya dan Aris tidak membuat jadwal perjalanan lengkap sebelumnya. Kami hanya tahu bahwa kami akan menginap 2 malam di Reykjavik dan menghabiskan sisanya memutari Islandia dengan sebuah camper van yang kami sewa dari Kuku Campers (www.kukucampers.is). Kami memutuskan untuk tidak menggunakan jasa penyedia tur kecuali untuk scuba diving di hari pertama (www.dive.is). Tidak terikat pada jadwal atau komitmen membuat perjalanan bersama si mungil Lila lebih santai.



Kami memilih menginap di Hotel Reykjavik Centrum selama berada di ibukota Islandia. Letaknya tepat di pusat kota dan hampir semua daya tarik wisata dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Harga per malam tidak termasuk sarapan, namun kami dengan mudah dapat membeli makanan di supermarket yang letaknya di sebelah hotel. Biasanya untuk sarapan kami makan Skyr yang adalah yogurt khas Islandia. Atau membeli kopi dan makanan di Te & Kaffi, kedai kopi yang letaknya tepat di seberang hotel. Tak seperti di Amerika Serikat, tak banyak tempat di Reykjavik yang buka untuk sarapan. Kedai kopi Te & Kaffi saja baru buka pukul 10.00 pagi.




Berhubung sedang musim panas dan banyak sekali turis mengunjungi Islandia, maka Kuku Campers baru bisa menyediakan camper van yang kami inginkan pada tanggal 27 Juni - 4 Juli 2016. Karena itulah kami menginap dua malam di Reykjavik.

Berikut detail perjalanan kami di Islandia selama 10 hari:



25 Juni


Silfra, penyelam dapat menyentuh dua kontinen secara bersamaan di sini
  • Tiba di Keflavik International Airport pukul 09.00 pagi. 
  • Mengambil mobil sewaan dari Lagoon Car Rental lalu menyetir ke Reykjavik. 
  • Perjalanan ke Hotel Reykjavik Centrum dari Keflavik adalah 45 menit. 
  • Hotel tidak menyediakan parkir maka kami harus mencari parkir di jalan dan membayar per jam. Parkir di Reykjavik gratis pada hari Sabtu (di atas jam 16.00) hingga hari Senin pagi pukul 09.00.
  • Pukul 15.00 Aris dijemput oleh dive.is untuk menyelam di Silfra, Thingvellir National Park. Saya dan Lila berjalan-jalan di downtown Reykjavik lalu tidur siang.
  • Makan malam di Kebabhusid. Kami menikmati Fish and Chips terenak di sini.
26 Juni

Gereja Hallgrímskirkja


Cafe Loki
  • Mengunjungi gereja Hallgrímskirkja dan berjalan-jalan di area Laugavegur yang penuh dengan toko-toko dan restoran. 
  • Makan siang khas Islandia di Cafe Loki. Sheep head jelly yang dioles di atas roti dan juga Rye Bread Ice Cream jadi highlight makan siang kami di sana.
  • Mengeksplorasi Golden Circle (rute memutar sepanjang 300 Km yang dimulai dan diakhiri di Reykjavik dan mencapai bagian tengah Islandia); air terjun Gulfoss, geiser Strokkur, dan Thingvellir National Park.
  • Sepanjang hari cuaca hujan dan mendung. Kami terpaksa membatalkan rencana hiking di Thingvellir National Park karena Lila menolak turun mobil.
27 Juni

Kuku Campers inside a Kuku Camper


Pantai Pasir Hitam Reynisfjara
  • Check-out hotel pukul 11.00.
  • Mengambil camper van di kantor Kuku Campers dan mengembalikan mobil sewaan ke kantor Lagoon Car Rental.
  • Belanja kebutuhan selama berada di camper van di Bonus Supermarket yang terletak di dalam pusat pertokoan terbesar di Reykjavik: Kringlan.
  • Memulai perjalanan mengitari Ring Road (Highway 1). Kami mulai dari Selatan karena pada saat itu bagian Utara Islandia sedang diterpa angin kencang.
  • Mampir ke pantai pasir hitam Reynisfjara dan berhenti di Vik untuk membeli makanan.
  • Tadinya ingin bermalam di dekat Vik namun Lila tak mau tidur dan tak berhenti menangis. Maka kami kembali berkendara dan dia tertidur di mobil.
28 Juni




  • Lila tidur di mobil sementara Aris terus menyetir menuju kota Hof. Saya mencuri-curi tidur karena sudah tak kuat lagi membuka mata.
  • Mampir di Laguna Jokulsarlon yang penuh dengan pecahan-pecahan glasier. Ketika itu pukul 04.00 pagi dan sungguh sepi. Sungguh dingin. 
  • Tiba di Höfn kira-kira pukul 06.00 pagi. Mencari campground dan parkir. Aris tidur. Saya dan Lila berjalan-jalan di sekitar campground kemudian ikut tidur. 
  • Berenang di Höfn Swimming Pool. 
  • Makan siang di Pakkhus Restaurant
  • Lanjut menyetir menyusuri East Fjords (fjords/fyord adalah teluk yang tercipta dari lelehan gletser). Mampir di kota kecil yang unik bernama Djúpivogur.
  • Menuju Egilsstaðir lewat jalur 939, keluar sedikit dari Highway 1. Ini mungkin bagian dari perjalanan yang paling membuat deg-degan. Kami harus melewati pegunungan dengan jalan yang sempit dan tanpa pembatas. Semakin tinggi kami menanjak, kabut semakin tebal. Kami sempat tidak bisa lihat lebih jauh dari 1 meter ke depan. Saya berusaha tenang tapi sungguh mati saya ketakutan.
  • Bermalam di Egilsstaðir Camping Ground. Lagi-lagi Lila tidak mau tidur dan menangis kencang. Kami yang tadinya sudah parkir di antara tenda dan camper van lain pun akhirnya pindah dan memilih tempat paling sepi di area perkemahan: lapangan parkir di depan kantor pendaftaran. Lila akhirnya tertidur. Entah pukul berapa. 
29 Juni - 30 Juni

Air Terjun Dettifoss


Myvatn, Blue Lagoon of the North
  • Kami tidak buru-buru meninggalkan area perkemahan. Lila bangun pukul 07.00 pagi, sarapan, main di playground, lalu tidur lagi di sebelah bapaknya yang tak sanggup membuka mata dari malam sebelumnya. 
  • Makan siang di Egilsstaðir Guest House. 
  • Melihat Dettifoss, air terjun terkuat di seluruh benua Eropa. Untuk mencapai Dettifoss kami harus melalui jalanan tak beraspal selama kurang lebih 50 menit. Aris sudah misuh-misuh karena kami tak kunjung sampai ke Dettifoss. Air terjun itu tidak mengecewakan. 
  • Myvatn Nature Baths: the Blue Lagoon of the North. Meninggalkan area Myvatn pukul 23.00. Langit masih terang-benderang. Setelah berhari-hari tanpa kesempatan melihat Midnight Sun tenggelam di ufuk barat, hari ini akhirnya kami melihatnya.
  • Tiba di Akureyri pukul 03.00 pagi. Berhenti di pinggir jalan karena kelaparan. Masak mie instan yang bukan indomie dan setelah makan merasa kurang puas karena itu bukan indomie.
  • Mencari tempat berkemah dan mendapat tempat di luar kota Akureyri. Istirahat di sana.
30 Juni



  • Makan siang dan berjalan-jalan di Akureyri. 
  • Berenang di Akureyri Sundlaug (kolam renang)  bersama penduduk lokal. Kami satu-satunya yang tidak berkulit putih. Kolam renang di sini sangat ramai, berbeda dari kolam-kolam lain yang sudah kami datangi.
  • Melanjutkan perjalananan selagi Lila kelelahan dan tidur nyenyak setelah berenang dengan seru.
  • Sempat keluar dari Highway 1 dan menyusuri route 76 dan 75. Tidak ada yang terlalu spesial.
  • Berhenti di pom bensin dan membeli sandwich untuk makan malam.
  • Tiba di Hvammstangi dan mencari area perkemahan.
1 Juli


  • Setelah sarapan kami mengunjungi Icelandic Seal Center dengan harapan bisa melihat anjing laut di pesisir barat Islandia. Karena cuaca mendung dan dingin, anjing laut pun memilih tak nongkrong di atas batu. Kami tak melihat satu pun. Perjalanan dilanjutkan.
  • Tujuan akhir kami hari itu adalah Reykjavik. Kami tiba di ibukota Islandia itu kurang lebih pukul 18.00. Check in di Hotel Reykjavik Centrum. Istirahat menikmati tempat tidur yang empuk dan kamar yang nyaman. Akhirnya tidur dengan nyenyak.
2 Juli

Gedung Kesenian Harpa

Thingvellir National Park
  • Berjalan-jalan di Reykjavik: Laugavegur, Harpa Building.
  • Hiking di Thingvellir National Park. Akhirnya cuaca bersahabat sehingga kami bisa menghabiskan cukup waktu mengeksplorasi area ini.
  • Makan malam di hotel.
3 Juli




  • Check-out dari hotel, makan siang di Old Iceland Restaurant. Porsinya terlalu kecil untuk harga yang ditagih. Atau saya sudah terbiasa dengan porsi Amerika.
  • Karena esok harinya kami terbang dari Keflavik untuk kembali ke AS maka malam itu kami menginap di hotel super sederhana di Keflavik. Sederhana dalam arti semuanya termasuk prosedur check-in dan check-out nya. Kami bahkan tidak mendapati sebuah front desk dan resepsionis. Semua dilakukan via e-mail.
  • Blue Lagoon! Akhirnya melihat dan menikmati Blue Lagoon yang kenamaan itu. Kami membayar 50 Euro per orang untuk masuk ke tempat ini. Kami memilih untuk masuk pukul 22.00 dan berbohong soal usia Lila karena usia minimal untuk masuk Blue Lagoon adalah 2 tahun.
4 Juli
  • Kembali ke Houston lewat Minneapolis, Minnesota. 


Catatan:


  • Islandia tepat untuk liburan dan road trip bersama anak-anak karena banyak hal; negara itu dan tempat-tempat bisnisnya mengakomodasi keluarga yang membawa anak-anak, alamnya indah dan banyak tempat bisa dieksplorasi bersama anak-anak, dan setiap kota memiliki sundlaug atau kolam renang umum. Lila suka berenang dan kami suka menemani Lila berenang. Kolam-kolam renang di sana biaya masuknya murah dan amat sangat higienis. Setiap pengunjung (tak terkecuali!) diwajibkan mandi dengan sabun, membersihkan tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, sebelum memasuki kolam. Nilai plus lainnya adalah interaksi dengan penduduk lokal.



  • Blue Lagoon adalah tempat yang jelas ditujukan bagi turis. Biaya masuknya mahal dan setiap pengunjung harus membeli tiket masuk dan memilih tanggal serta jam kunjungnya di website. Biaya itu seimbang dengan kemewahan yang ditawarkan tempat ini. Meski ada yang menganggap Blue Lagoon adalah tourist trap, namun keunikannya memang tiada dua. Wajib dikunjungi dan dinikmati. 


Bocah kesayangan kami tidak selalu bahagia


Comments

Popular Posts