Perjalanan Maaf

Ribuan kilometer telah dijejak
Belasan tahun kini terbentang
Yang lalu sudah terlalu lama berlalu
Pun terlalu jauh ditinggal
Saatnya adalah sekarang
Atau mungkin kemarin
Untuk memaafkan
Juga sungguh memahami maknanya

Perjalanan maaf sungguh berliku
Penuh tanjakan terjal, lubang serta gundukan
Kadang rasanya lumpuh, tak sanggup lagi melangkah
Tak ingin lagi mencoba
Tetapi lalu rasa itu datang lagi
Keinginan untuk hidup tanpa bara di dalam dada
Tanpa keinginan untuk menancap sakit
Rasa itu datang dan datang lagi, menolak pergi

Di dalam perjalanan maaf selalu ada pilihan
Maju terus atau mundur dan berkubang di genangan yang sama
Diri biasanya menghalangi,
Terus saja mengirimkan cerita dan luka lama
Dan aku ingin murka kembali, aku muak lagi!
Terpikir untuk berhenti mencoba
Tiada guna bila kejadian itu akan berulang kembali
Sudah berkali terjadi, rutinitas sudah dihafal luar kepala

Perjalanan maaf menyuguhkan kemungkinan
Dan kemungkinan adalah harapan
Dan manusia hidup karena harapan
Dan manusia hanyalah manusia
Penuh cacat, alpa, dusta, namun juga cinta
Manusia tiada sempurna
Sekeras apapun ia mencoba,
Manusia hanya ditakdirkan untuk membuat pilihan dan menunggu,
karena ia mungkin saja salah

Perjalanan maaf seirama perjalanan ego
Upaya untuk melindungi diri
Usaha untuk menggardai hati
Tapi apalah hidup tanpa risiko?
Mengapa setia dengan ekspektasi juga memori?
Hari yang baru bisa jadi awal yang baru
Manusia mungkin tidak pernah sungguh berubah,
tetapi paling tidak ia mencoba

Maka aku ingin terus saja mencoba
Melangkah kemanapun perjalanan maaf ini membawa
Aku hanya ingin maju
Karena manusia adalah dia, juga aku dan mereka
Dan kini aku pahami
Ia pun berada dalam perjalanannya
Lubang, tanjakan dan liku-liku bukan hanya milikku
Peluh dan air mata tercecer di setiap perempatan,
namun aku yakin, selangkah demi selangkah akan tiba jua akhirnya


29 November 2012
Untuk pemilik setengah dari DNA ku

Comments

Popular Posts