Apa yang Akan Dilakukan Soekarno?

Sumber: www.soekarno.net
Akhir-akhir ini dialog-dialog paling menarik yang terjadi antara saya dan suami selalu terjadi di dalam mobil, dalam perjalanan menuju dan pulang dari sebuah kota bernama College Station. Tadi malam, di dalam mobil, laki-laki yang saya nikahi itu mengatakan sesuatu yang langsung tertanam di kepala dan hati. 

Dialog-dialog kami biasanya dipenuhi tawa, pertanyaan, nostalgia, cerita tentang sekolah, pekerjaan, kegiatan, keluarga, kadang juga penyampaian rasa kesal, lalu jalan keluar juga kesimpulan. Tadi malam, topik yang kami angkat adalah tentang pekerjaan dan sekolahnya. Texas A&M adalah nama sebuah kampus yang terletak di kota College Station. Aris, suami saya, sedang kembali ke bangku sekolah untuk mendapatkan gelar PhD di sana. Ia bekerja sambil sekolah dan saya sering menemaninya pulang pergi ke College Station sekedar agar ia punya teman bicara selama di perjalanan.

Pendek cerita, tadi malam ia tiba-tiba berkata, "Sekarang setiap kali menghadapi situasi dan orang lain aku selalu bertanya pada diriku: what would Soekarno do?" Apa yang akan dilakukan Soekarno dalam situasi ini atau ketika menghadapi orang-orang ini?

Tentunya saya meminta penjelasan lebih lanjut. Sebelumnya saya tidak pernah dengar ia begitu mengagumi Soekarno. Lewat berbagai sumber yang tersedia di dunia maya, suami saya baru benar-benar menyadari betapa luar biasanya seorang Soekarno.

Soekarno mungkin tidak memiliki latar belakang pendidikan barat seperti yang dimiliki rekan-rekan sejawatnya, namun ia tetap melangkah dengan penuh percaya diri, menghadapi rekan-rekannya, menantang dunia barat juga kolonialisme dengan prinsip-prinsipnya dan memastikan rakyatnya tahu bahwa ia dapat diandalkan sebagai seorang pemimpin. Tentu ia memiliki kekurangan, tetapi cinta dan dedikasinya untuk Indonesia pun sulit dinafikan.

Maka sekarang, setiap kali Aris berhadapan dengan rekan-rekan kerjanya, teman-teman kuliahnya, profesor di sekolahnya, menyampaikan sebuah presentasi, atau memimpin field trip, ia selalu bertanya kepada dirinya sendiri, "Apa yang akan dilakukan Soekarno dalam situasi ini, menghadapi orang-orang ini?" Pada akhirnya, merasa rendah diri, menjadi tidak terlihat dan tidak berkontribusi bukanlah sebuah pilihan. Ingat selalu bahwa nama baik bangsa pun ada di pundaknya dan saya dan kita semua.

Saya rasa melemparkan pertanyaan "Apa yang akan dilakukan Soekarno?" kepada diri sendiri adalah ide yang sangat baik. Soekarno adalah orang biasa, namun ia memilih untuk jadi luar biasa. Ia konsisten untuk menjadi yang pertama. Ia penuh gelora, untuk segala sesuatu yang dicintainya, baiklah itu perempuan, seni atau Indonesia. Ia total, enggan berpura-pura. Ia membakar, karena ia selalu terbakar. Bara itu ada di hatinya, tidak padam, mungkin hingga titik penghabisan.

Maka mulai saat ini, hari ini, saya akan menanyakan pertanyaan itu kepada diri sendiri ketika saya hendak menyerah, menolak untuk mencoba, merasa rendah diri, dan menganggap bahwa apa yang saya lakukan tidak akan berpengaruh. Satu individu bisa melakukan perubahan. Lihat Soekarno.

Jadi, "Apa yang akan dilakukan Soekarno?"

Comments

Popular Posts