Literacy Advance: Hari Pertama Menjadi Teman Belajar

Kemarin adalah hari pertama saya membantu kegiatan belajar-mengajar di Literacy Advance of Houston. Saya begitu bersemangat, sekaligus sangat senewen! Tidak tahu apa yang akan saya hadapi membuat saya sakit perut sepanjang pagi.

Setelah dipikir-pikir, rasanya panggilan guru atau pengajar bahasa Inggris tidak cocok bagi saya. Status saya di Literacy Advance adalah tutor, tetapi saya lebih merasa seperti teman belajar bagi semua yang ada di kelas. Saya belajar dari mereka, seperti mereka juga moga-moga dapat belajar sesuatu dari saya.

Kelas kami berlangsung setiap hari Senin dan Kamis pada pukul 09.00 - 11.00 pagi. Kemarin saya tiba pukul 08.30 dan segera membuat diri senyaman mungkin di ruang kelas yang dingin itu. Lalu datang Carmen. Seorang ibu dari Venezuela yang sedang pilek dan batuk. Ia langsung mengaku bahasa Inggrisnya sangat terbatas meski sudah 5 tahun berada di Houston. Suaminya warna negara Amerika dan pada tanggal 27 September besok ia akan mengambil ujian kewarganegaraan. Ia sangat khawatir akan hal itu terutama karena bahasa Inggrisnya amat sangat terbatas.

Lalu datanglah Fanny. Usianya sekitar 60 tahun, asalnya dari Bolivia dan sudah 25 tahun tinggal di Amerika Serikat. Ketika masuk ke kelas ia langsung bertanya kepada saya, "Where is the tutor?" Ketika saya menunjuk diri sendiri ia langsung meminta maaf dan mengambil tempat duduk. Fanny sangat manis dan ramah. Ia begitu bersemangat dalam belajar, membuat saya turut bersemangat. Ibu ini selamat dari kanker payudara. Ia kemarin berjanji untuk selalu masuk ke kelas dan tidak boleh sakit. Saya sangat tersentuh.

Setelah Fanny muncullah Ana. Juga seorang ibu di usia 40-an, juga sudah 20 tahun tinggal di AS. Ia bicara dengan bahasa Inggris yang cukup lumayan , meski masih jauh dari sempurna. Ia tidak sungkan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Ana juga sangat bersemangat untuk belajar dan mengetahui segala sesuatu. Ia membantu menerjemahkan ucapan-ucapan Carmen yang hampir seluruhnya dalam bahasa Spanyol.

Terakhir datanglah Mirna. Ibu ini asalnya dari El Salvador. Nampaknya ia sangat pemalu atau masih tidak percaya diri dalam kemampuan bahasa Inggrisnya. Ia sudah pernah mengikuti kelas di Literacy Advance sebelumnya, namun suasana kelas yang baru nampaknya belum membuatnya nyaman. Mirna lekas-lekas meminta diri ketika jam sudah menunjukkan pukul 11.00. "I have to go to my job," ujarnya. Saya memintanya untuk bergegas.

Seharusnya ada satu orang lagi yang datang Senin kemarin. Seorang ibu dari Iran. Ia tidak muncul. Semoga hari Rabu besok kami semua dapat bertemu dengannya.

Kendala pertama yang saya temukan adalah menjelaskan kata-kata yang menurut saya sederhana. Apa yang menurut saya sederhana ternyata belum tentu dimengerti oleh semua orang. Atau sebaliknya. Seperti contohnya kata "mean" atau "learn". Saya berusaha keras menjelaskan dalam bahasa Inggris makna kata "mean" yang artinya sendiri adalah "makna". Lucu sekali. Saya pasti nampak bodoh kemarin. Saya kemudian bertekad untuk selalu memegang kamus. Benda itu akan jadi penyelamat saya.

Esok kami akan bicara tentang "goals" atau tujuan mereka belajar bahasa Inggris. Pasti akan menarik sekali menjelaskan makna kata "goal" dan kemudian mencari tahu apa yang menjadi tujuan mereka. Setelah mengetahui tujuan mereka dalam belajar bahasa Inggris maka proses belajar yang sesungguhnya pun dapat dimulai. Rencana belajar-mengajar selama 3 bulan akan senantiasa berkisar seputar target-target mereka. Menarik bukan?

Comments

Popular Posts