International Literacy Day 2011
Hari ini, 8 September 2011 adalah International Literacy Day. Ketika mencoba mencari terjemahan paling tepat untuk kata "literacy" Kamus Bahasa Inggris Online menerjemahkannya sebagai "melek huruf" dan kamus lainnya menerjemahkan kata itu sebagai "kemampuan menulis dan membaca".
Bagi saya pribadi, di masa sekarang ini, menjadi literate bukan hanya tentang bisa baca dan tulis. Lebih dari itu, menjadi literate berarti memiliki wawasan, kemampuan untuk beradaptasi, fasih dalam bidang-bidang tertentu dan melek teknologi. Telepon genggam, komputer dan internet sudah menjadi yang satu dengan keseharian kita, bukan lagi sesuatu yang baru, aneh dan tak terjamah.
Menurut CIA World Factbook, dari total populasi Indonesia di atas usia 15 tahun dengan kemampuan menulis dan membaca jumlahnya mencapai 90,4% pada tahun 2004. Meski belum 100%, tetapi angka ini adalah sebuah kemajuan dari tahun-tahun sebelumnya. Selanjutnya adalah pertanyaan tentang apakah hanya kemampuan menulis dan membaca saja yang dibutuhkan manusia-manusia Indonesia atau manusia pada umumnya agar bisa menaikkan taraf hidup serta mencapai potensi terbaik mereka?
Menurut UNICEF, secara global, meski dengan demikian banyak upaya untuk menghapuskan buta huruf, 793 juta orang dewasa masih hanya memiliki kemampuan baca tulis minimal. Artinya 1 dari 6 orang dewasa masih belum cakap baca tulis. Lebih menyedihkan lagi, 67,4 juta anak tidak bersekolah dan tidak sedikit yang hanya datang sesekali untuk bersekolah atau bahkan putus sekolah.
Bulan lalu saya mengikuti sebuah workshop yang dilaksanakan oleh Literacy Advance of Houston sebagai bagian dari pelatihan saya sebagai pengajar sukarela di dalam organisasi mereka. Literacy Advance menyediakan kelas-kelas ESL (English as Second Language) bagi orang-orang dewasa (18 tahun ke atas) yang membutuhkan. Tidak dipungut biaya sama sekali. Oleh karenanya semua pengajar pun berbasis sukarela.
Saya sudah tergelitik untuk menjadi sukarelawan di sana sejak tahun lalu, namun ada saja alasan yang saya buat-buat sendiri untuk menangguhkannya. Tahun ini saya tidak mau buang-buang waktu lagi, saya harus melakukan sesuatu. Bukan hanya bagi orang lain, tetapi bagi saya sendiri. Menjadi pengajar bahasa Inggris adalah sesuatu yang saya bayangkan sejak SMA. Almarhumah nenek saya dahulu adalah seorang guru bahasa Inggris. Sejak muda hingga akhir hidupnya ia adalah seorang guru dan saya sangat mengagumi beliau karena hal itu.
Mengapa Literacy Advance menganggap penting untuk menyediakan kelas-kelas ESL gratis di Houston? Satu yang pasti, Houston memiliki banyak sekali imigran. Banyak sekali. Sebut negaranya, pasti ada perwakilannya di sini. Pendatang-pendatang dari negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan luar biasa banyaknya. Begitu juga mereka yang datang dari Cina, Filipin, Indonesia, India, Vietnam, Korea, Jepang, Iran, Irak, dan negara-negara di Afrika juga Eropa.
Terlepas dari sah atau tidaknya keberadaan mereka secara hukum di Houston, Literacy Advance membuka kesempatan bagi siapapun untuk menambah wawasan dalam bahasa Inggris dengan harapan agar mereka mampu mencapai tujuan mereka dan mampu beradaptasi serta berfungsi dengan maksimal selama berada di Amerika Serikat. Tujuan atau goal itu bisa bermacam-macam. Entah itu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mendapatkan kewarganegaraan, bisa bergaul dengan lebih luwes, atau sekedar membaca resep dan mendongeng bagi buah hati yang fasih bahasa Inggris. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dianggap sebagai sebuah pintu untuk meraih berbagai kemungkinan. Bukankah itu luar biasa?
Literacy Advance tidak mengajarkan bahasa Inggris yang kaku, baku dan harus selalu benar. Murid-murid diharapkan mampu menavigasi dan menjalani hidup dengan nyaman di Amerika Serikat setelah memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik. Maka pelajaran bahasa Inggris di sini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan si murid. Tidak ada kurikulum yang kaku dan harus selalu diikuti. Para pengajar diberikan kebebasan untuk mengakomodasi kebutuhan muridnya untuk belajar dengan cara apapun. Lagipula kita bicara tentang proses belajar mengajar dengan orang-orang dewasa yang tentunya memiliki tantangan-tantangan yang berbeda dari anak-anak atau remaja.
Literacy Advance hanya menyediakan kelas bagi mereka dengan kemampuan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di level 0-5 dalam skala CASAS. CASAS sendiri adalah tes yang dipakai untuk menentukan kemampuan ESL seseorang. Mereka yang berada di level 0-3 memiliki kemampuan berkomunikasi yang rendah, perbendaharaan kata terbatas dan kemampuan baca tulis terbatas dalam bahasa Inggris. Saya akan menjadi pengajar bagi kelas dengan level 3.
Rasanya antara sabar dan tak sabar untuk memulai kelas yang akan terdiri atas 5 orang murid itu. Saya yakin saya juga akan menjadi murid dan bukan hanya pengajar. Saya percaya kami akan sama-sama belajar, sama-sama mendapatkan sesuatu dari kelas itu. Saya merasa siap untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Saya merasa siap untuk melakukan sesuatu yang baru. Saya akan terus menceritakan perkembangan atau cerita-cerita menarik dari kelas tersebut kepada Anda.
Sementara itu, baiklah kita isi International Literacy Day kali ini dengan sesuatu yang bermakna. Hal-hal kecil pun dapat bermakna loh. Anda dapat membacakan buku bagi buah hati tersayang, membelikan buku bagi seorang teman, membaca buku yang sudah lama sekali ingin Anda baca, bermain Scrabble, mengisi TTS, menulis surat, menulis cerita pendek atau puisi, bahkan mengajari nenek kakek kita untuk mengirim surat elektronik lewat internet. Begitu banyak yang dapat dilakukan. Mari bersama-sama jadi lebih dari sekedar tidak buta huruf!
Beberapa tulisan tentang buku:
Buku-buku yang Paling Membahagiakan
Harta Karun
Layar Terkembang
Comments
Post a Comment