Malaria si Pembunuh Berdarah Dingin
Nyamuk anopheles betina sedang menghisap darah manusia. Foto: James Gathany untuk Wikipedia |
"Indonesia termasuk salah satu negara dengan risiko transmisi malaria cukup tinggi. Sebanyak 107 juta penduduk Indonesia hidup di daerah endemik malaria, mereka tersebar di 310 kabupaten yang ada di 32 provinsi atau sekitar 70,3 persen."
Kanisius Kamidi, Pendiri Indonesia Malaria Care Foundation (IMCF) - (Metro TV News, 24 April 2011)
"Berdasarkan data WHO tahun 2010, terdapat 544.470 kasus malaria positif di Indonesia. Pada tahun 2009 terdapat 1,100 juta kasus malaria klinis, dan tahun lalu meningkat lagi menjadi 1,800 juta kasus malaria klinis."
Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan - (Jurnal Nasional, 26 April 2011)
"The Mentawai Islands lie 100 miles off the coast of West Sumatra. 70,000 people live here in 203 hamlets (dusuns) in both coastal and forest jungle settings that are often extremely isolated. This isolation contributes significantly to poor health and poor health services. Malaria is hyper-endemic here. Throughout the Mentawais 50% of all families lose at least one child to malaria, measles, tetanus and diarrhoea."
www.againstmalaria.com
"Indonesia baru tahun 2030 ditargetkan bebas dari malaria, di mana malaria di provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tereliminasi."
Antara News - 22 April 2010
Saya ingat ketika mendapat penugasan untuk meliput daerah-daerah wisata di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2005 oleh majalah tempat saya bekerja dahulu. Saya diharuskan untuk minum obat anti malaria sebelum pergi kesana. Begitu juga ketika saya mendapat penugasan ke Papua dan Bangka Belitung.
Malaria masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Nusantara tercinta. Ya, penyakit ini mematikan, terutama bila tidak mendapat penanganan medis yang semestinya. Sesuatu yang bagi beberapa daerah di Indonesia adalah hal yang mustahil karena seringkali tenaga medis tidak ada di daerah-daerah paling terpencil di negeri ini. Dan ada banyak sekali daerah terpencil di negeri ini.
Kanisius Kamidi, pendiri Indonesia Malaria Care Foundation pernah mengatakan bahwa di Indonesia terdapat enam provinsi yang termasuk endemi malaria tinggi yakni Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Daerah yang endemis itu yakni daerah yang panas. Semakin panas suatu daerah, semakin mudah nyamuk tersebut berkembang biak.
Departemen Kesehatan memperkirakan 3000 jiwa melayang karena malaria dan 2 juta orang terinfeksi malaria setiap tahunnya di Indonesia. Bukankah angka itu sangat mencengangkan? Ini pertama kalinya saya melakukan riset tentang malaria di Indonesia dan hal-hal yang saya temukan sungguh membuat hati miris.
Situasi kesehatan nasional menyangkut malaria menjadi semakin parah dalam beberapa tahun terakhir menurut badan kesehatan WHO. Ada beberapa hal yang membuat malaria sulit diperangi di Indonesia, antara lain karena resistensi terhadap obat yang beredar, terutama bagi pengidap malaria tipe P. falciparum, minimnya sumber daya manusia serta petugas kesehatan yang terlatih, dan salah satu alasan utama adalah terjadinya krisis ekonomi di akhir '90-an, sehingga program-program pemberantasan malaria pun banyak dipangkas atau mandek. Pertambahan populasi secara signifikan juga menyumbang untuk semakin berkembangnya kasus malaria.
Banyak upaya dilakukan untuk membantu pemberantasan malaria. Salah satunya dilakukan Surfaid International bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Mentawai untuk membantu penduduk di berbagai desa di Kepulauan Mentawai mendapatkan pendidikan tentang malaria dan melengkapi mereka dengan kasa anti nyamuk yang terbukti efektif mengurangi penyebaran penyakit ini. Surfaid juga mendukung pos-pos kesehatan dalam penggunaan dan pelatihan penggunaan Rapid Diagnostic Testing (RDT) dan Artesenuate Combined Therapy (ACT) untuk deteksi dan penanggulangan malaria.
Seperti kita ketahui akibat gempa dan tsunami yang menimpa Mentawai tahun ini, daerah itu menjadi sangat rentan malaria, meskipun selama ini oleh karena situasi geografisnya, Kepulauan Mentawai memang selalu rentan malaria. Terlalu banyak pulau-pulau kecil yang sulit tersentuh.
Saya juga mencari-cari organisasi nirlaba lain yang bekerja untuk melawan malaria, tetapi belum menemukan yang sungguh pas selain Surfaid. Maka saat ini saya memilih mendukung Surfaid yang ternyata mampu mencapai daerah-daerah paling terpencil di Kepulauan Mentawai karena mereka memiliki kapal dan sumber daya manusia. Surfaid juga menjangkau penduduk di Nias, Telo dan Pulau Banyak.
Sampai dengan besok, Surfaid bekerjasama dengan Seshday memberikan kesempatan pengunjung situs untuk menyumbang lewat pembelian kaos Surfaid yang didiskon 50%. Klik di sini untuk masuk ke seshday.
Ayo lawan malaria bersama-sama!
Comments
Post a Comment