Belize: Negeri Para Petualang - Hari 3 (1 Juli 2011)

Catatan perjalanan dan pembicaraan di berbagai forum mengenai Belize selalu menyebut tentang perjalanan ke ATM atau Actun Tunichil Muknal. Dari mulut William dan hampir semua orang lain kami juga terus-menerus mendengar tentang luar biasanya perjalanan ke ATM. Tidak ada pilihan, kami harus menjajal ATM!

Malam sebelumnya, semua tamu yang menginap di Parrot Nest, saya, Aris, Phyllis dan David, pasangan dari Victoria, Texas, serta satu keluarga dengan dua orang anak laki-laki remaja dari San Diego sepakat untuk bersama-sama mengikuti tur ke ATM. Jumlah maksimal untuk sebuah tur adalah 8 orang, maka kami memenuhi kuota dengan sempurna.

ATM adalah nama sebuah goa yang baru dibuka untuk umum pada tahun 1998. Dalam kepercayaan Maya, goa adalah tempat yang sakral. Kehidupan dimulai di dalam rahim dan goa adalah rahim bumi. Goa ATM pada abad 1 Masehi menjadi tempat suku Maya melakukan ritual-ritual keagamaan mereka, termasuk melakukan kurban manusia. Ya, ma-nu-si-a.

Hanya beberapa operator tur saja yang memiliki ijin dari Badan Turisme Belize untuk memasuki dan membawa tamu ke dalam ATM. Goa ini begitu berharga dan suci, satu salah langkah dapat berakibat rusaknya kekayaan arkeologi dan geologi di dalamnya. Pegunjung gua ATM dapat menemukan berbagai peninggalan bersejarah seperti berbagai wadah dari tanah liat, batu serta tentu saja tulang-belulang manusia.


Sang Perawan

Sisa tubuh manusia paling istimewa di dalam gua ini diberi nama "the Maiden" atau "sang perawan". Sang Perawan memiliki susunan tulang yang masih rapih, tak tercerai-berai. Ia berada di bagian paling ujung goa. Bagian yang paling sulit dimasuki.

Perjalanan memasuki goa memerlukan persiapan guna kenyamanan setelah selesai berpetualang. Kami perlu memakai sepatu trekking yang nyaman, kaus kaki, membawa baju ganti, juga alas kaki ekstra. Untuk memasuki goa kami dilengkapi dengan helm berlampu oleh operator tur.

Petualangan kami menjelajah ATM dimulai tepat ketika keluar dari mobil. Hujan turun dengan deras dan seketika. Kami basah kuyup dengan segera. Tidak masalah karena nantinya pun kami akan basah kuyup. Hujan hanya membuat petualangan kami semakin seru.



Goa ATM terletak 1,5 km di dalam hutan Tapir Mountain Nature Reserve. Kami harus berjalan melintasi hutan dan menyeberangi 3 buah sungai. Trekking itu memakan waktu kurang lebih 45 menit dengan jalanan yang kurang lebih datar dan tidak terlalu menantang. Menyeberangi sungai menjadi bagian yang memerlukan kehati-hatian dan keseimbangan karena batu-batuan di dalam sungai dapat membuat kami tersandung dan jatuh. Hari itu kami semua berhasil melewati sungai tanpa tercebur.



Seperti goa Barton Creek, air menyambut kami di mulut gua. Kali ini airnya jernih. Kami harus berenang masuk ke dalam mulut goa sejauh kurang lebih 8 meter. Cukup sulit untuk mencoba berenang dengan sepatu trekking dan kepala yang tidak boleh basah karena ada lampu di atas helm kami. Saya sempat panik, namun akhirnya sukses juga mencapai tujuan.

Setelah berenang dimulailah tantangan terberat dan paling seru di dalam "paket" petualangan ATM, yakni melewati formasi batu dan stalagtit-stalagit di dalam gua yang berpadu dengan air yang kadang mencapai dada orang dewasa. Pemandu tur kami memberikan langkah-langkah untuk memanjat, menuruni batu-batuan dan menghindari stalagtit-stalagmit yang sebaiknya tidak disentuh tangan manusia karena dapat menghentikan "pertumbuhannya". Sangat bijaksana untuk melakukan peregangan secukupnya sebelum memulai penjelahan ini, karena ada saat-saat di mana kaki dan tangan diharuskan melakukan gerakan-gerakan yang ekstrem. Menantang!



Kami memasuki goa hingga cukup dalam sebelum akhirnya tiba di sebuah lokasi yang kering. Di sana kami diharuskan membuka sepatu dan hanya memakai kaus kaki, karena setelah itu akan tersaji peninggalan suku Maya dari abad 1 Masehi yang menjadi sajian utama dalam petualangan kami.

Sungguh mengagumkan untuk melihat peninggalan bersejarah yang ada di dalam goa ATM. Aneh rasaya membayangkan bahwa 20 abad yang lalu orang-orang Maya menyusuri jalur yang sama dengan yang kami lalui hari itu dengan hanya memakai penerangan dari obor sambil membawa kendi-kendi besar berisi persembahan bagi dewa-dewa mereka. Belum lagi membayangkan bahwa dahulu manusia-manusia dikurbankan sebagai persembahan suci bagi para dewa.


ATM menjadi highlight dalam seluruh kunjungan kami ke Belize. Penjelajahan goa ATM yang memadukan kekuatan fisik, kelenturan tubuh, serta alam yang indah dan peninggalan sejarah serta formasi goa yang mengagumkan menjadi pengalaman dan memori yang sangat berharga bagi kami. Aris bahkan sudah berniat untuk datang kembali ke Belize hanya untuk menjajal Goa ATM untuk kedua, bahkan ketiga kalinya. Petualangan kami di hari ketiga ini sungguh sangat fenomenal!

Comments

  1. Itu serius tengkorak maiden? ngangkang gitu...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts