The Year of Living Dangerously
Setelah menunggu selama hampir satu minggu lamanya, akhirnya datang juga DVD "The Year of Living Dangerously" yang kami beli di situs Amazon.
Pada intinya film yang diadaptasi dari sebuah buku berjudul sama ini adalah sebuah cerita cinta yang terjadi di tengah pergolakan politik Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, sebelum peristiwa Gerakan 30 September meledak. Seorang jurnalis muda asal Australia, Guy Hamilton (Mel Gibson) dikirim ke Jakarta, Indonesia untuk meliput keadaan negara yang sedang dalam keadaan siap "meledak" tersebut, seperti yang banyak dilakukan oleh kantor berita lain dari seluruh dunia.
Hamilton datang ke Jakarta tanpa koneksi dan kemudian ia bertemu dengan Billy Kwan, seorang juru foto/juru kamera yang akhirnya membuka jalan kepada berbagai sumber penting, termasuk D. N Aidit. Billy Kwan adalah seorang wartawan bertubuh mungil yang merupakan campuran Australia-Cina. Ia diperankan dengan sangat luar biasa oleh seorang aktris perempuan, Linda Hunt.
Hamilton kemudian jatuh cinta kepada seorang pegawai Kedutaan Besar Inggris, Jill Bryant (Sigourney Weaver). Hamilton yang awalnya diceritakan sebagai seorang wartawan muda yang penuh potensi untuk sungguh-sungguh menyuarakan "si kecil" dan kenyataan, kemudian berubah menjadi seorang wartawan yang sangat haus berita kontroversial, sehingga mampu "menjual" persahabatannya dengan Bryant demi berita tentang pemberontakan PKI yang akan segera meledak. Ia juga kemudian menjadi salah satu orang yang masuk "daftar hitam" PKI.
Film ini menggambarkan keadaan Indonesia di tahun '60-an, ketika Soekarno telah memerintah selama hampir 20 tahun. Kemiskinan di mana-mana. Kemiskinan ini begitu parah, namun rakyat Indonesia digambarkan tetap menyanjung dan mencintai Soekarno.
PKI juga digambarkan sebagai sebuah partai politik yang sungguh-sungguh besar dan sangat anti barat. Anggota PKI ada di mana saja dan siapa-siapa saja mereka tidak selalu mudah diketahui. Indonesia digambarkan sebagai negara yang penuh dengan ketidakjelasan politik dan merupakan tempat yang tidak tidak aman bagi orang-orang asing, terutama yang berasal dari negara barat.
Saya begitu terpesona melihat bagaimana film itu bisa menampilkan gambar-gambar dari istana negara, pelabuhan Tanjung Priok, atau peristiwa demonstrasi besar-besaran oleh PKI yang nampaknya terjadi di daerah Jakarta Pusat. Film ini dibuat pada tahun 1982 dan pada saat itu Soeharto masih berkuasa. Pembuatan film dengan plot seperti ini bisa dipastikan tidak mungkin mendapatkan ijin. Dan benar saja. Film ini seluruhnya dibuat di luar Indonesia, tepatnya di Australia dan Filipina. Semua tokoh Indonesia pun diperankan oleh orang-orang Filipina. Film ini dan bukunya juga dilarang masuk atau diputar di Indonesia sampai dengan tahun 1999, setelah Soeharto lengser.
The Year of Living Dangerously adalah film yang sangat menarik untuk ditonton, meski bagi saya membuat nyeri di hati dengan penggambaran kemiskinan masyarakat Indonesia di masa itu. Film ini juga menambah pengetahuan dan menawarkan sudut pandang baru tentang sejarah Indonesia. Kini saya penasaran dengan bukunya.
http://thisdistractedglobe.com
Pada intinya film yang diadaptasi dari sebuah buku berjudul sama ini adalah sebuah cerita cinta yang terjadi di tengah pergolakan politik Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, sebelum peristiwa Gerakan 30 September meledak. Seorang jurnalis muda asal Australia, Guy Hamilton (Mel Gibson) dikirim ke Jakarta, Indonesia untuk meliput keadaan negara yang sedang dalam keadaan siap "meledak" tersebut, seperti yang banyak dilakukan oleh kantor berita lain dari seluruh dunia.
www.movieberry.com
Hamilton datang ke Jakarta tanpa koneksi dan kemudian ia bertemu dengan Billy Kwan, seorang juru foto/juru kamera yang akhirnya membuka jalan kepada berbagai sumber penting, termasuk D. N Aidit. Billy Kwan adalah seorang wartawan bertubuh mungil yang merupakan campuran Australia-Cina. Ia diperankan dengan sangat luar biasa oleh seorang aktris perempuan, Linda Hunt.
http://stinkylulu.blogspot.com
www.starz.com
Hamilton kemudian jatuh cinta kepada seorang pegawai Kedutaan Besar Inggris, Jill Bryant (Sigourney Weaver). Hamilton yang awalnya diceritakan sebagai seorang wartawan muda yang penuh potensi untuk sungguh-sungguh menyuarakan "si kecil" dan kenyataan, kemudian berubah menjadi seorang wartawan yang sangat haus berita kontroversial, sehingga mampu "menjual" persahabatannya dengan Bryant demi berita tentang pemberontakan PKI yang akan segera meledak. Ia juga kemudian menjadi salah satu orang yang masuk "daftar hitam" PKI.
www.imdb.com
http://timeinc.com
PKI juga digambarkan sebagai sebuah partai politik yang sungguh-sungguh besar dan sangat anti barat. Anggota PKI ada di mana saja dan siapa-siapa saja mereka tidak selalu mudah diketahui. Indonesia digambarkan sebagai negara yang penuh dengan ketidakjelasan politik dan merupakan tempat yang tidak tidak aman bagi orang-orang asing, terutama yang berasal dari negara barat.
www.imdb.com
Saya begitu terpesona melihat bagaimana film itu bisa menampilkan gambar-gambar dari istana negara, pelabuhan Tanjung Priok, atau peristiwa demonstrasi besar-besaran oleh PKI yang nampaknya terjadi di daerah Jakarta Pusat. Film ini dibuat pada tahun 1982 dan pada saat itu Soeharto masih berkuasa. Pembuatan film dengan plot seperti ini bisa dipastikan tidak mungkin mendapatkan ijin. Dan benar saja. Film ini seluruhnya dibuat di luar Indonesia, tepatnya di Australia dan Filipina. Semua tokoh Indonesia pun diperankan oleh orang-orang Filipina. Film ini dan bukunya juga dilarang masuk atau diputar di Indonesia sampai dengan tahun 1999, setelah Soeharto lengser.
www.bsospirit.com
The Year of Living Dangerously adalah film yang sangat menarik untuk ditonton, meski bagi saya membuat nyeri di hati dengan penggambaran kemiskinan masyarakat Indonesia di masa itu. Film ini juga menambah pengetahuan dan menawarkan sudut pandang baru tentang sejarah Indonesia. Kini saya penasaran dengan bukunya.
Comments
Post a Comment