Selamat Hari Lebaran, Teman dan Saudara Semuanya!
Jika ada tindak-tanduk dan kata-kata yang tidak berkenan dari saya semoga berkenan untuk dimaafkan. Dari lubuk hati terdalam semoga, apapun bentuknya, Anda semua mendapatkan kedamaian hati di hari Lebaran ini.
Dalam 2 hari menjelang, sebuah gereja bernama The Dove World Outreach Center di negara bagian Florida, Amerika Serikat, akan melaksanakan apa yang mereka sebut sebagai "Burn-A-Koran Day". Satu hari di mana jemaat gereja itu akan membuat "api unggun" dari sejumlah kitab suci agama Islam. Hari itu pun dipilih bertepatan dengan peringatan tragedi 11 September. Gerakan ini dipimpin oleh seorang pendeta bernama Terry Jones.
Pendeta Terry Jones berkata bahwa tindakannya ditujukan kepada gerakan Islam radikal di dunia, tetapi seperti yang seharusnya bisa diduga, tindakan ini juga menyinggung umat Islam seluruhnya, bahkan masyarakat dunia pada umumnya, sebab Jones juga berkata bahwa Quran perlu dibakar karena berisi kebohongan.
Mesir dan Indonesia sudah mengirimkan surat berisi kecaman atas tindakan ini kepada pemerintah Amerika Serikat. Protes dan demonstrasi sudah berlangsung di berbagai negara yang memiliki penganut agama Islam dalam jumlah besar dan kecil. Mereka-mereka yang beragama lain dan tidak beragama pun ikut mengecam tindakan Jones. Gereja yang hanya berisi 50 orang itu mampu menyulut kemarahan warga dunia.
Banyak orang mengecam masyarakat Amerika Serikat seluruhnya atas gerakan ini. Seakan mereka semua menyetujui apa yang akan dilakukan Jones Si Gila. Kebencian terhadap Amerika semakin menjadi-jadi, bahkan salah-salah, terhadap agama Kristen yang dianggap mewakili kepercayaan umum masyarakat di Amerika Serikat. Padahal Amerika Serikat adalah negara yang sangat beragam. Bukan hanya orang-orang kulit putih dan hitam yang ada di sana, tetapi juga manusia dari berbagai benua dan negara. Tentunya orang-orang ini pun datang membawa kebudayaan dan agama mereka. Kristen atau fanatisme terhadap Kristen tidak dimiliki mayoritas penduduk Amerika Serikat.
Saya mungkin terdengar seperti sedang membela Amerika habis-habisan. Mungkin saya memang sedang melakukannya. Tidak bisa saya pungkiri, kejadian ini membuat saya teringat kembali kepada berbagai kekerasan berlatar belakang agama atau aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. Saya ingat betapa marah dan kecewanya saya ketika tidak sedikit masyarakat dunia yang serta-merta mencap seluruh manusia Indonesia sebagai teroris, bahwa negara saya tercinta ditinggali oleh manusia-manusia yang sadis dan hanya hidup dari doktrin agama. Saya lalu mengacungkan jari dan berbicara entah pada siapa, "Saya bukan teroris. Saya benci mereka yang membawa-bawa nama agama untuk membenarkan tindakan keji yang mereka lakukan. Saya menangis melihat korban-korban yang jatuh dan doa saya ada bersama setiap keluarga mereka. Saya bukan teroris." Dan saat ini, tidak sedikit warga Amerika Serikat yang mengecam habis-habisan tindakan yang akan dilakukan Jones Si Gila, mengacungkan jari-jari mereka dan mengatakan, "Kami bukan Terry Jones atau jemaatnya.".
Satu-satunya kekhawatiran saya adalah bahwa tindakan gereja di Florida itu akan membuahkan kekerasan sebagai bentuk "pembelaan" terhadap agama yang sudah "dizalimi". Kekerasan yang sesungguhnya lahir dari ego yang terluka. Saya percaya Tuhan tidak perlu dibela. Apalagi dengan jotos dan senjata.
Sekali, selamat hari raya Idul Fitri. Semoga ucapan "mohon maaf lahir dan batin" sungguh datang secara otomatis dengan maaf itu sendiri.
Klik di sini untuk membaca sebuah artikel dari The New York Times mengenai Terry Jones, rencananya dan tanggapan masyarakat Amerika Serikat.
Salam Damai,
Andini
Dalam 2 hari menjelang, sebuah gereja bernama The Dove World Outreach Center di negara bagian Florida, Amerika Serikat, akan melaksanakan apa yang mereka sebut sebagai "Burn-A-Koran Day". Satu hari di mana jemaat gereja itu akan membuat "api unggun" dari sejumlah kitab suci agama Islam. Hari itu pun dipilih bertepatan dengan peringatan tragedi 11 September. Gerakan ini dipimpin oleh seorang pendeta bernama Terry Jones.
Pendeta Terry Jones berkata bahwa tindakannya ditujukan kepada gerakan Islam radikal di dunia, tetapi seperti yang seharusnya bisa diduga, tindakan ini juga menyinggung umat Islam seluruhnya, bahkan masyarakat dunia pada umumnya, sebab Jones juga berkata bahwa Quran perlu dibakar karena berisi kebohongan.
Mesir dan Indonesia sudah mengirimkan surat berisi kecaman atas tindakan ini kepada pemerintah Amerika Serikat. Protes dan demonstrasi sudah berlangsung di berbagai negara yang memiliki penganut agama Islam dalam jumlah besar dan kecil. Mereka-mereka yang beragama lain dan tidak beragama pun ikut mengecam tindakan Jones. Gereja yang hanya berisi 50 orang itu mampu menyulut kemarahan warga dunia.
Banyak orang mengecam masyarakat Amerika Serikat seluruhnya atas gerakan ini. Seakan mereka semua menyetujui apa yang akan dilakukan Jones Si Gila. Kebencian terhadap Amerika semakin menjadi-jadi, bahkan salah-salah, terhadap agama Kristen yang dianggap mewakili kepercayaan umum masyarakat di Amerika Serikat. Padahal Amerika Serikat adalah negara yang sangat beragam. Bukan hanya orang-orang kulit putih dan hitam yang ada di sana, tetapi juga manusia dari berbagai benua dan negara. Tentunya orang-orang ini pun datang membawa kebudayaan dan agama mereka. Kristen atau fanatisme terhadap Kristen tidak dimiliki mayoritas penduduk Amerika Serikat.
Saya mungkin terdengar seperti sedang membela Amerika habis-habisan. Mungkin saya memang sedang melakukannya. Tidak bisa saya pungkiri, kejadian ini membuat saya teringat kembali kepada berbagai kekerasan berlatar belakang agama atau aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. Saya ingat betapa marah dan kecewanya saya ketika tidak sedikit masyarakat dunia yang serta-merta mencap seluruh manusia Indonesia sebagai teroris, bahwa negara saya tercinta ditinggali oleh manusia-manusia yang sadis dan hanya hidup dari doktrin agama. Saya lalu mengacungkan jari dan berbicara entah pada siapa, "Saya bukan teroris. Saya benci mereka yang membawa-bawa nama agama untuk membenarkan tindakan keji yang mereka lakukan. Saya menangis melihat korban-korban yang jatuh dan doa saya ada bersama setiap keluarga mereka. Saya bukan teroris." Dan saat ini, tidak sedikit warga Amerika Serikat yang mengecam habis-habisan tindakan yang akan dilakukan Jones Si Gila, mengacungkan jari-jari mereka dan mengatakan, "Kami bukan Terry Jones atau jemaatnya.".
Satu-satunya kekhawatiran saya adalah bahwa tindakan gereja di Florida itu akan membuahkan kekerasan sebagai bentuk "pembelaan" terhadap agama yang sudah "dizalimi". Kekerasan yang sesungguhnya lahir dari ego yang terluka. Saya percaya Tuhan tidak perlu dibela. Apalagi dengan jotos dan senjata.
Sekali, selamat hari raya Idul Fitri. Semoga ucapan "mohon maaf lahir dan batin" sungguh datang secara otomatis dengan maaf itu sendiri.
Klik di sini untuk membaca sebuah artikel dari The New York Times mengenai Terry Jones, rencananya dan tanggapan masyarakat Amerika Serikat.
Salam Damai,
Andini
Comments
Post a Comment