Dua Puluh: Tentu Bukan Karena Para Pejabat Pemerintahannya

20 (Dua Puluh)


Saya cinta Indonesia karena...
mimpi yang (akan) jadi nyata dan bukan pejabat pemerintahannya.


Saya kebingungan ketika diminta menulis ttg mengapa saya mencintai Indonesia. Saya kemudian berpikir dan mencari-cari alasan. Lalu saya sadar, saya menjadi bingung, bukan karena saya tidak tahu alasannya, tapi saya tidak tahu satu alasan mana yang harus saya kedepankan.

Semua hal tentang dan yang ada di tanah ini (kecuali para pejabat pemerintahannya) membuat saya merasa bersyukur saya tinggal di atasnya.

Kita punya hangat matahari dan sepoi angin yang membuat kita tidak perlu merasa terlalu kedinginan atau terlalu kepanasan.

Kita punya tanah yang subur, yang membuat kita selalu bisa menyebar benih tanaman, dan menikmati hasilnya dalam siklus musim panen yang lebih sering dari tanah manapun di bumi.

Kita punya laut, yang bukan hanya memberikan kita indah pemandangan, namun juga hasil laut untuk kita nikmati, dan potensi sumber daya yang datang dengan keberadaannya. Angin, panas dan ombak.

Kita punya sejarah panjang tentang nilai-nilai luhur, memperjuangkan keberadaan kita sebagai manusia yang berhak menentukan arah hidup berbangsa.

Kita punya satu identitas untuk 489 suku bangsa yang ada di atas tanah seluas 1.904.569 km2 ini.

Kita punya toleransi hidup yang tak tertara: Kita adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tapi tidak menerapkan syariah islam.

Kemerdekaan bangsa ini, adalah contoh nyata dari mimpi yang menjadi nyata. Kita hidup diatas mimpi yang jadi nyata!

Renungkanlah. Akan ada banyak lagi alasan mengapa kita sebetulnya sangat beruntung bisa hidup diatas tanah ini.

Akhirnya saya bisa berdamai dengan pikiran saya untuk kemudian meyimpulkan: bahwa saya cinta tanah ini, karena semua potensi yang dia miliki dan kebesaran yang pernah ada dan yang akan datang padanya.

Dan jika pernah dirimu ragu, dan mulai memalingkan muka-mu dari Indonesia, ingatlah bahwa kita (saya, kamu dan Indonesia) masih punya masa depan yang akan kita miliki dan kita bentuk bersama. Ketika itu, kita bentuk Indonesia dengan rasa cinta yang kini kita pegang bersama.


Danny Wicaksono

Danny adalah seorang arsitek muda yang baru saja mendirikan firma arsitekturnya sendiri. Ia juga adalah co-founder dari Jong Arsitek, sebuah majalah arsitektur online/komunitas arsitek muda Indonesia.

Comments

Popular Posts