Dua Puluh Delapan: Seragam yang Tidak Seragam

28 (Dua Puluh Delapan)


Saya cinta Indonesia karena...
ragam suku dan hewan eksotik.

Sebenarnya saya jadi jatuh cinta kepada Indonesia karena keluarga besar saya (Siswardi). Melihat, belajar, merasakan segala kesederhanaan, saling membantu, dan yang pasti bebas memilih. Saya rasa hal-hal yang saya sebutkan adalah tipikal sifat asli sebagian besar orang Indonesia. Keluarga besar saya juga mengajarkan bahkan mempraktekkan Bhinneka Tunggal Ika. Keanekaragaman suku, latar belakang, juga agama ada di dalam keluarga itu.

Ketika diminta oleh sepupu saya, Andini untuk menuliskan alasan cinta Indonesia, saya tidak langsung menghasilkan sebuah tulisan, atau bahkan hadir dengan sebuah alasan. Dengan keadaan Jakarta yang agak kacau sekarang, jujur saja, rasanya sulit sekali mengabulkan permintaan sepupu saya tercinta ini. Tapi saya berusaha dan inilah yang saya hasilkan.

Beberapa tahun lalu saya pernah tergabung dalam PSAI (Paduan Suara Anak Indonesia). Saya lupa tahun berapa, kami (PSAI) pernah mengikuti lomba paduan suara tingkat internasional di Balai Sarbini, Jakarta. Pelatih kami waktu itu, Ibu Aida Swenson meminta kami untuk memakai baju daerah tempat kami berasal sebagai seragamnya. Saya ingat ketika itu saya berdiri di atas panggung, merinding dan terharu ketika sadar bahwa seragam kami sama sekali tidak seragam. Pakaian kami beraneka ragam karena kami berasal dari tempat yang berbeda-beda, suku yang berbeda-beda. Kami sungguh-sungguh merasa bangga ketika para peserta lain menatap kami dengan bingung sambil bertanya, "Ini seragam paduan suara kalian?"

Ya, saya cinta Indonesia karena keragaman sukunya, meskipun mungkin bisa dihitung dengan sebelah tangan orang yang mampu menyebutkan satu-persatu tarian dan baju adat dari Sabang sampai Merauke.

Keragaman suku adalah satu hal, binatang-binatang khas Indonesia adalah alasan selanjutnya. Pilih saja, mau yang di laut atau yang di darat? Baru tadi sore saya menonton sebuah acara di channel Animal Planet yang membahas hutan Indonesia yang menempati posisi kedua setelah hutan Amazon dengan populasi hewan paling beragam di dunia. Saya terharu mendengarnya. Mulai dari gajah Kalimantan, harimau Sumatera, monyet bekantan, orangutan, komodo, sampai kangguru kecil asal Irian menjadi identitas kekayaan hayati Indonesia. Saya bangga akan ini semua.

Mudah-mudahan saya dan saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air bisa setia menjaga kekayaan Indonesia. Mudah-mudahan saya bisa mendidik anak saya untuk belajar mencintai dan menjaga Indonesia agar tetap indah. Semoga, semoga dan semoga anak dan cucu saya nanti tidak terbebani dihadiahkan hadiah yang sudah turun-temurun diajarkan eyang dan orangtua saya, yaitu untuk belajar menghormati dan menjaga Indonesia. Indonesia raya!


Muthiara Rievana

Muthi adalah seorang pekerja seni. Ia banyak mengerjakan tata busana bagi film layar lebar, juga iklan dan video klip. 

Comments

Popular Posts