Rayuan Pulau Kelapa

Salah satu kenangan masa kecil yang paling lekat di ingatan adalah ketika saya masih kurang lebih berusia 4 tahun dan waktu siaran TVRI sudah habis. Di tahun 1986 hanya ada satu stasiun televisi di Indonesia. Ada beberapa acara menarik, terutama di hari Minggu pagi, tetapi sisanya, buat saya paling tidak, membosankan. 

Entah karena ingatan saya memang sangat terbatas tentang masa itu, atau memang itu kenyataannya, tetapi rasanya ketika itu TVRI dipenuhi siaran berita dan siaran khusus dan wajah Pak Harto. Saya ingat wajah Pak Harto. Wajah Pak Harto mengingatkan saya pada Eyang Kakung. 

Di malam-malam tertentu ibu dan bapak memperbolehkan saya tidur dengan mereka. Kami menonton televisi hingga malam. Entah kenapa saya boleh ikut melakukannya, tetapi saya selalu senang kalau boleh ikut nonton TV hingga larut malam seperti orang dewasa. Tetapi lalu datang saat menyedihkan; siaran TVRI selesai. Sebuah lagu diputar. Lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki mengalun dengan footage gambar alam Indonesia dalam warna kusam (mungkin karena TV saya jelek). Saya lalu jadi sedih. Sedih sekali, hingga kadang-kadang menangis. Saya sedih karena lagu itu begitu menyayat hati dan gambar-gambar itu begitu indah (meski kusam). Soundtrack yang terlalu pilu untuk sebuah perpisahan dengan TVRI. Tetapi saat itu rasanya bukan hanya berpisah dengan TVRI, tetapi juga dengan sesuatu yang jauh lebih besar lagi.

Hari ini tiba-tiba saja saya menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa tanpa suatu sebab pun. Potongan-potongan liriknya mendadak ada di kepala dan saya ingin menyanyikannya dengan lantang. Saya mencari dan kemudian menemukan liriknya. Kini saya benar-benar menyadari keindahan lagu itu. Lagu itu masih membekas di kepala sebagai lagu perpisahan, tetapi kini lagu itu juga mengungkapan perasaan saya dan lebih lagi. Betapa Ismail Marzuki punya cinta yang istimewa untuk Indonesia. Saya kini bisa merasakannya. Meski hanya cinta pada keelokan semata, saya tetap saja mencintainya.

Apakah saya takut berpisah dengan Indonesia? Mungkin. Saya belum puas dirayu pulau kelapa. Mungkin ini saat tepat untuk menerima lagi rayuannya dan bersiap-siap untuk sebuah perpisahan yang lebih dari sekedar dengan TVRI. 

Ismail Marzuki - Rayuan Pulau Kelapa

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa

Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa
Sejak dulu kala

Reff:
Melambai lambai
Nyiur di pantai
Berbisik bisik
Raja Kelana

Memuja pulau
Nan indah permai
Tanah Airku
Indonesia

Lirik lagu Ismail Marzuki - Rayuan Pulau Kelapa ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Ismail Marzuki - Rayuan Pulau Kelapa.

Comments

  1. Saya pernah menyanyikan lagu itu waktu kelas 3 SD dalam rangka acara 17-an d RT saya.
    Sebenarnya ada 2 lagu yg harus dinyanyikan,lagu lainnya yaitu "Satu Nusa Satu Bangsa". Tapi ketika latihan saya lbih suka menyanyikan lagu rayuan pulau kelapa.Meski nadanya lumayan tinggi dan susah untuk dinyanyikan,,tapi saya selalu ingin lagu itu diulang lagi.
    Saat itu saya merasa lagu itu indah.Seperti punya sihir di dalamnya,entah apa.

    ReplyDelete
  2. Hesti, setuju bgt! Lagu itu sepertinya memang ada sihirnya yah.. Dulu juga saya selalu kesusahan kalau menyanyikan lagu itu.. Tapi kalau nadanya gak tinggi, kayanya kurang dapet "sihirnya". Hehehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts