My Name is Andini and I'm an Addict

Selalu. Saya selalu merasa lemah jika ada sesuatu yang membuat saya tidak terkontrol atau tidak bisa mengontrol diri. Saya tidak suka. Selalu tidak suka.

Maka saya memutuskan untuk menon-aktifkan rekening facebook yang saya miliki. Ya, saya menon-aktifkannya. Manajemen facebook membuat hal itu menjadi sesuatu yang bersifat sementara, jadi sewaktu-waktu saya bisa kembali mengaktifkannya. Mereka yakin suatu saat saya pasti akan kembali. 

Saya memutuskan untuk menon-aktifkan rekening facebook pada hari Kamis minggu lalu. Suatu kejadian membuat saya langsung melakukannya. Akhirnya datang momen tepat untuk melakukannya. Tak perlu diceritakan apa yang membuat saya akhirnya dengan bulat hati melakukannya, yang penting saya akhirnya melakukannya. Dan saya bangga pada diri sendiri.

Kenapa Saya Bangga?
Saya bangga karena akhirnya saya berhasil mengalahkan kecanduan saya. Ya, langkah pertama menuju kesembuhan adalah mengakui bahwa kita punya masalah. My name is Andini and I'm a facebook addict.

Saya tidak sering posting foto, update status, chatting, memberi komentar atau bermain game di facebook. Tidak. Saya adalah tipe orang yang lebih sering memperhatikan apa yang sedang terjadi di facebook, daripada menjadi subjek yang melakukan sesuatu di facebook. Saya adalah orang yang pada akhirnya menjadi terlalu ingin tahu dan merasa aneh jika tidak membuka facebook lebih dari sepuluh kali setiap harinya (angka itu hanya rekaan seketika). Saya menjadi orang yang mengisi hari-harinya dengan kegiatan tidak penting. Saya merasa tidak penting karena merasa ingin tahu. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk menon-aktifkan rekening facebook sesungguhnya saya sudah dalam tahap muak, namun tak punya cukup alasan untuk membuat diri saya berhenti.

Tetapi kemudian alasan itu datang dan saya amat sangat mensyukurinya.

Dalam 5 hari terakhir sudah beberapa kali saya ingin mengaktifkan kembali rekening saya. Ada perasaan rindu, terutama kalau sedang berada di depan komputer dan tidak melakukan sesuatu yang penting. Tetapi kemudian saya mengurungkan niat itu karena perasaan bebas yang saya miliki sekarang jauh lebih menyenangkan daripada melihat update status teman-teman saya yang, jujur saja, kadang sama sekali tidak penting. Tapi hei, saya lebih tidak penting lagi karena terus-menerus ingin melihat status mereka yang tiap 5 menit diperbaharui. 

Maka di sinilah saya. Fokus hanya pada 4 hal selagi membuka komputer: bekerja, update blog, browsing hal-hal penting-nggak penting, dan tentu saja, pacaran. Rasanya cukup itu saja. Kini saya merasa lebih berguna buat diri sendiri dan orang lain.

Saya pribadi merasa facebook telah kehilangan fungsi utamanya bagi saya, yaitu menjaga tali silaturahmi. Bukannya benar-benar menjaga tali silaturahmi, malah jadi sumber gosip dan fasilitas pamer. Saya juga bersalah untuk semua itu. Saya malu mengakuinya, tetapi itu benar. Cukup sudah membuang-buang waktu percuma. Saya akan melakukannya dengan benar jika nanti, suatu hari, saya memutuskan untuk kembali mengaktifkan rekening facebook lagi.

Semoga Semesta memberi kekuatan. 

Amin.

Comments

  1. Iyaaa....,
    Gue juga gak facebook-an..
    Tapi emang gitu ya, si facebook ni gak akan mau bener2 menghapus account lu, jadi dia hanya membekukan, nanti bisa lu buka lagi.
    Katanya kalo lu mau hapus beneran account lu, lu harus minta semua temen lu, manghapus elu dari daftar temen-temen lu dan kemudian 2 bulan kemudian, account lu bener2 hilang.
    Ada yang udah pernah nuntut soalnya.

    ReplyDelete
  2. Oh gtuuu... Dituntut gmana maksudnya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts