Betina
Perempuan itu mengajar 22 anak-anak TK di ruang kelas sempit di tengah kampung.
Perempuan itu memimpin rapat umum di salah satu perusahaan multinasional.
Perempuan itu menyelam di antara terumbu karang perairan Raja Ampat, Papua.
Perempuan itu menarik gerobak sampah dengan dua anak balita di dalamnya.
Perempuan itu memasak menu 4 sehat di dapur yang berlantai tanah.
Perempuan itu memotret perempuan-perempuan lain yang sedang berjalan di atas catwalk.
Perempuan itu membaca majalah gaya hidup di dalam Mercedez-nya.
Perempuan itu membelah Jakarta dengan Vespa tahun 1962-nya.
Perempuan itu mengetik omongan bos untuk dijadikan memo ke seluruh kantor.
Perempuan itu menguliti ayam yang pagi tadi dibelinya di pasar.
Perempuan itu tenggelam dalam khusyuknya sholat maghrib.
Perempuan itu menggoyang-goyangkan badan tenggelam dalam dentum lagu disko.
Perempuan itu menyuapi anaknya yang tak mau berhenti berlari.
Perempuan itu mengganti seprai yang diompoli oleh ayahnya yang sudah jompo dan pikun.
Perempuan itu berdiri sendirian di trotoar dekat terminal Blok M, menunggu pelanggan yang kesepian.
Perempuan itu membawakan sekotak Marlboro Lights untuk pembeli yang tak mau turun dari mobil.
Perempuan itu memijit pundak suami yang baru saja pulang bekerja.
Perempuan itu dipeluk-peluk pria tak dikenal yang membayarnya untuk menemani karaoke.
Perempuan itu menulis hasil penelitian untuk skripsi yang sudah hampir jatuh tenggat waktu.
Perempuan itu membuat 200 pesanan cokelat yang dipesan seorang ibu yang anaknya akan berulangtahun.
Perempuan itu menyusui anak bayinya yang bangun setiap 2 jam.
Perempuan itu menangis sendirian di kamar mandi, badannya penuh lebam.
Perempuan itu bicara tentang kisah cintanya yang kandas dengan seorang pengusaha di hadapan 30 wartawan infotainment.
Perempuan itu merintih kesakitan di hari kedua kedatangan tamu bulanannya.
Perempuan itu memandang lelaki yang tertidur di pangkuannya.
Perempuan itu berdoa untuk keselamatan anaknya yang pergi ke medan perang.
Perempuan itu berdiri bergeming.
Perempuan itu ibuku dan ibumu.
Perempuan itu nenekku dan nenekmu.
Perempuan itu kakakku dan kakakmu.
Perempuan itu adikku dan adikmu.
Perempuan itu bibiku dan bibimu.
Perempuan itu sahabatku dan sahabatmu.
Perempuan itu aku. Perempuan itu kamu.
Jangan berpaling.
Perempuan itu memimpin rapat umum di salah satu perusahaan multinasional.
Perempuan itu menyelam di antara terumbu karang perairan Raja Ampat, Papua.
Perempuan itu menarik gerobak sampah dengan dua anak balita di dalamnya.
Perempuan itu memasak menu 4 sehat di dapur yang berlantai tanah.
Perempuan itu memotret perempuan-perempuan lain yang sedang berjalan di atas catwalk.
Perempuan itu membaca majalah gaya hidup di dalam Mercedez-nya.
Perempuan itu membelah Jakarta dengan Vespa tahun 1962-nya.
Perempuan itu mengetik omongan bos untuk dijadikan memo ke seluruh kantor.
Perempuan itu menguliti ayam yang pagi tadi dibelinya di pasar.
Perempuan itu tenggelam dalam khusyuknya sholat maghrib.
Perempuan itu menggoyang-goyangkan badan tenggelam dalam dentum lagu disko.
Perempuan itu menyuapi anaknya yang tak mau berhenti berlari.
Perempuan itu mengganti seprai yang diompoli oleh ayahnya yang sudah jompo dan pikun.
Perempuan itu berdiri sendirian di trotoar dekat terminal Blok M, menunggu pelanggan yang kesepian.
Perempuan itu membawakan sekotak Marlboro Lights untuk pembeli yang tak mau turun dari mobil.
Perempuan itu memijit pundak suami yang baru saja pulang bekerja.
Perempuan itu dipeluk-peluk pria tak dikenal yang membayarnya untuk menemani karaoke.
Perempuan itu menulis hasil penelitian untuk skripsi yang sudah hampir jatuh tenggat waktu.
Perempuan itu membuat 200 pesanan cokelat yang dipesan seorang ibu yang anaknya akan berulangtahun.
Perempuan itu menyusui anak bayinya yang bangun setiap 2 jam.
Perempuan itu menangis sendirian di kamar mandi, badannya penuh lebam.
Perempuan itu bicara tentang kisah cintanya yang kandas dengan seorang pengusaha di hadapan 30 wartawan infotainment.
Perempuan itu merintih kesakitan di hari kedua kedatangan tamu bulanannya.
Perempuan itu memandang lelaki yang tertidur di pangkuannya.
Perempuan itu berdoa untuk keselamatan anaknya yang pergi ke medan perang.
Perempuan itu berdiri bergeming.
Perempuan itu ibuku dan ibumu.
Perempuan itu nenekku dan nenekmu.
Perempuan itu kakakku dan kakakmu.
Perempuan itu adikku dan adikmu.
Perempuan itu bibiku dan bibimu.
Perempuan itu sahabatku dan sahabatmu.
Perempuan itu aku. Perempuan itu kamu.
Jangan berpaling.
ini bagus banget ya
ReplyDeleteseandainya gue bisa bikin film dari semua yang lu tulis
selalu inspiratif
Kenapa gak bisa, Pak?
ReplyDeleteSenangnya bisa menyediakan inspirasi buat loe... :)
yaaa....,
ReplyDeleteada perijinan berliku yang harus
dilalui kayanya
gue sangat menunggu kesempatan the universe let us bump in
gitu bukan sih bahasa inggrisnya
tapi sendirian ya...
hehehe
and the universe did...
ReplyDelete