Where the Hell is Belize?






Apakah Anda pernah mendengar tentang sebuah negara bernama Belize? Terletak di Amerika Tengah, negara mungil ini mencuri hati saya lewat kesederhanaan dan keindahannya. 

Belize dahulu dikenal dengan nama British Honduras. Dahulu negara ini dikuasai Inggris dan kini bahasa utama yang dipergunakan adalah Inggris, meskipun bahasa Spanyol dan Creole juga banyak dipergunakan  penduduknya yang terdiri atas orang-orang Meztiso, Kriol, Maya, Spanyol dan beberapa etnik lainnya. Secara budaya Belize sangat unik karena mengakomodasi kultur khas Karibia sekaligus Amerika Tengah. 

Ketika saya dan suami mendarat di Belize City kami berdua sempat tertegun. Kota terbesar di negara itu sama sekali tidak nampak layaknya kota besar. Gedung-gedung tua yang lebih nampak seperti ruko dan tidak terurus berjejer diselingi alang-alang. 

Perjalanan yang saya rencanakan di Belize memakan waktu 7 hari 6 malam dengan 2 tujuan utama, yakni San Ignacio yang terletak di kaki pegunungan Maya dan Caye Caulker yang tak lain adalah sebuah pulau mungil di sebelah timur Belize City. Tujuan pertama adalah San Ignacio di mana kami sudah memilih Parrot Nest Lodge sebagai tempat menginap selama 4 hari dan 3 malam. 

Ketika kami mulai keluar dari Belize City untuk menuju San Ignacio di bagian barat Belize, pemandangan yang tersaji semakin memilukan. Rumah-rumah penduduk terbuat dari kayu yang terlihat lapuk dan jaraknya cukup jauh satu sama lain. Tanah yang kering membuat tumbuh-tumbuhan setengah mati berusaha tetap selamat. Anjing-anjing yang kurus dan tak bertuan menyeberang jalan sembarangan dan manusia-manusianya pun nampak tidak terurus. Pemandangan itu membuat saya teringat akan beberapa bagian di Timur Indonesia. Saya pernah mengunjungi bagian timur Flores, Nusa Tenggara Timur ketika mereka sedang mengalami musim kering di tahun 2005 dan saya tidak bisa tidak membuat perbandingan di antara keduanya.  

Perjalanan yang hampir memakan waktu hingga 2 jam ke San Ignacio untungnya tidak melulu kering dan membuat depresi, karena berganti-gantian kami akan melihat tanah yang kering bersambungan dengan tanah yang subur dan ditumbuhi pepohonan hijau. Lalu kembali kering, hijau, kering, hijau, kering dan akhirnya hijau. Sangat hijau. San Ignacio sangat hijau dan indah. Kami pun bernafas lega. Ternyata kami tidak salah pilih tempat berlibur.


Bersambung.......

Comments

Popular Posts