Pepy Nasution: Foodie di Balik Indonesia Eats



Minggu lalu saya menemukan sebuah blog yang membuat saya jatuh cinta. Namanya adalah Indonesia Eats. Saya jatuh cinta bukan hanya karena banyak sekali resep masakan Indonesia di sana, tetapi juga karena fotografi dan cerita di balik makanan-makanan itu. 


Saking jatuh cintanya hingga saya langsung mengirimkan surat elektronik kepada si pemilik blog yang jago masak, jago fotografi dan tinggal di Kanada itu.

Nama si pemilik blog adalah Pepy Nasution. Ia berdomisili di Winnipeg, Kanada dan resep Sate Pentul-nya enak sekali! Baru itu yang saya coba, saya yakin resep-resep lainnya juga sama enaknya. Ketika balasan email dari Pepy datang, saya langsung meminta kesediaannya untuk diprofilkan di blog ini. Ia bersedia (hore!) dan berikut adalah petikan wawancara saya via email dengan perempuan berbakat itu.


1. Kapan dan mengapa Anda memulai blog Indonesia Eats?

Indonesia Eats dimulai dari 2006 dengan nama The Art and Science of Food tetapi cikal bakalnya adalah dari multiply dengan menggunakan account pribadi bernama depan saya yang jarang dipakai di internet pada tahun 2005. Awal mulanya saya menulis resep dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan Inggris. Lama kelamaan diiringi dengan kesibukan sehari-hari di dunia nyata, saya memilih menggunakan bahasa Inggris. Alasan utamanya saya ingin orang non-Indonesia mengenal makanan-makanan Indonesia yang seringkali malah dikenal sebagai makanan-makanan negara lain.

2. Apakah masak-memasak dan fotografi memang sudah menjadi sesuatu yang dilakukan sejak dahulu? Apa yang membuat dua kegiatan itu begitu menarik bagi Anda?

Awal memasak di Indonesia ketika saya harus tinggal ngekost di luar kota ketika kuliah di Bogor. Dimulai dari masakan yang gampang ala stir fry, karena saya kurang suka makanan di warung-warung yang lumayan tinggi kandungan MSG-nya. Ketika ada waktu luang saya makan masakan saya sendiri tapi ini tidak dilakukan tiap minggu karena kesibukan sebagai mahasiswa waktu itu. Sejak pindah ke Kanada, memasak jadi kegiatan yang menyenangkan karena saya tertantang dengan nama-nama asing bahan masakan yang seringkali bukan berbahasa Inggris, bisa bahasa Tagalog, Vietnam, Mandarin, Thai, dsb. Kegiatan fotografi baru tumbuh setelah saya merasa tidak puas dengan hasil-hasil foto masakan dari kamera saku jadoel.

3. Bagaimana Anda menentukan resep yang mana yang akan ditampilkan di blog?

Penentuan resep biasanya berdasarkan masakan daerah mana yang belum pernah tampil di blog saya. Kalau bahan-bahannya tersedia maka sebisa mungkin saya buat.


4. Saya juga melihat ada resep-resep masakan dari negara lain di Indonesia Eats. Apakah ada alasan tertentu untuk memasukkan resep-resep dari negara-negara itu ke dalam blog?

Pada dasarnya saya suka mempelajari sejarah makanan. Saya sendiri menyukai masakan-masakan dari negara lain seperti Vietnam, negara-negara kepulauan Karibia yang rasanya dekat dengan rasa masakan Indonesia dikarenakan penggunaan cabainya yang kuat dengan rempah yang tidak seberat masakan India Utara, lalu juga untuk daerah Asia Selatan saya lebih suka dari Sri Lanka dan daerah India Selatan. India Selatan dan Sri Lanka banyak menggunakan bahan baku kelapa, ikan dan seafood. Saya juga pecinta masakan Korea, Jepang dan Mediterania. Tidak ada alasan spesifik kenapa saya berbagi resep itu.

5. Bagaimana tanggapan pengunjung blog yang tidak dari Indonesia? Apakah resep-resep Anda membuat mereka juga ingin mencoba memasak makanan Indonesia?

Beberapa pengunjung non-Indonesia tertarik dengan resep rendang atau sate ayam madura yang pernah saya tampilkan. Mereka yang telah mencoba membuat masakan berbahan pakis/paku (fiddlheads), memberikan laporan puas dengan hasilnya.

6. Bagi Anda, apa yang membuat masakan Indonesia begitu istimewa?

Bagi saya masakan Indonesia itu istimewa karena kaya akan jenisnya. Dari Barat ke Timur bisa tidak sama. Percampuran kulineri dari daratan Cina, India, Timur Tengah, Belanda, Portugis bercampur menjadi masakan-masakan yang unik. Tetapi seringkali banyak orang Indonesia yang kurang tertarik karena dianggap kurang bergengsi. Padahal jika makanan Indonesia disajikan dengan cara yang menarik tidak akan kalah dengan masakan-masakan lain. Lebih penting lagi, kalau sudah tinggal di negara asing seperti saya, masakan-masakan etnik berharga lebih mahal daripada typical franchise junk foods.

7. Makanan apa yang menjadi favorit Anda dan mengapa?

Sebagai seorang foodie sangat susah mengatakan mana makanan favorit. Apapun yang pedas dan berbahan ikan atau seafood.


8. Di mana saja Anda pernah menjadi guest blogger?

- Rasa Malaysia dengan menampilkan resep Gado-Gado Surabaya - http://indonesia-eats.blogspot.com/2009/01/my-indonesian-gado-gado-guest-blogging.html

- Pig Pig's Corner dengan menampilkan resep Lombok Kethok - http://indonesia-eats.blogspot.com/2010/11/lombok-kethok-java-style-stir-fried.html

- My Cooking Hut dengan menampilkan resep Rujak Manis - http://indonesia-eats.blogspot.com/2011/03/rujak-manis-fruit-salad-with-spicy.html

- Food Wanderings dengan menampilkan resep Jemblem aka Misro aka Pulung-pulung Ubi - http://indonesia-eats.blogspot.com/2011/04/jemblem-misro-pulung-pulung-ubi.html

9. Apa moto Anda ketika memasak?

"Don't be scared with spices!"

Terima kasih, Pepy Nasution! Follow Indonesia Eats untuk selalu mendapatkan resep-resep lezat dari Indonesia tercinta dan lebih lagi.

*Semua foto adalah hasil karya dan hak milik Pepy Nasution.

Comments

  1. Makasih Andini, udah wawancara saya. Really appreciate it!

    ReplyDelete
  2. Sama-sama, Mba Pepy! It was my pleasure!

    ReplyDelete
  3. ini update terlama ya......
    biasanya gak selama ini jeda mu menulis

    ReplyDelete
  4. Masakanya enak!..apa kabar mbak pepy? aku bisa kirim resep baru... terimakasih (yosep.ilham@yahoo.com)from bogor Indonesia

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts