Mr. Besar Martokoesoemo (1894 - 1980)



Sejarah mencatat bahwa Mr. Besar Martokoesoemo adalah advokat bangsa Indonesia yang pertama kali menjalankan praktik hukum privat di negeri ini (Indonesia). - Adnan Buyung Nasution


Oma dan Opa Besar

Ketika orangtua saya mengatakan bahwa panggilan untuk kakek buyut saya adalah Opa Besar, maka yang muncul di kepala hanya bayangan tentang seorang laki-laki yang tubuhnya sangat besar. Ketika itu saya masih duduk di taman kanak-kanak dan kakek buyut saya sudah almarhum dua tahun sebelum saya lahir. Bertahun-tahun kemudian saya baru mengetahui bahwa nama beliau adalah sungguh-sungguh Besar. Mr. Besar Martokoesoemo. 

Hampir 2 minggu lalu kiriman buku berjudul "Mr. Besar Martokoesoemo" sampai ke rumah saya di Houston. Kiriman dari ayah saya di Jakarta. Buku itu diluncurkan pada bulan Februari lalu, bertepatan dengan peresmian sebuah gedung perpustakaan daerah di Tegal, Jawa Tengah yang diberi nama Perpustakaan Daerah Mr. Besar Martokoesoemo. Mengutip koran Suara Merdeka: Bangunan tersebut terdiri atas dua lantai. Di lantai dasar disediakan ruang layanan internet, ruang workshop, sirkulasi dan referensi anak. Sedangkan lantai atas untuk ruang kepala kantor Arpusda, ruang pustakawan, ruang administrasi, ruang pengolahan koleksi, ruang audio visual, ruang sirkulasi dan referensi dewasa.


Buku yang dikirim ayah saya itu membuat saya cukup terkejut, karena ternyata saya tidak benar-benar mengetahui siapa kakek buyut saya dan bagaimana laki-laki itu berpengaruh terhadap sejarah bangsa yang saya cintai, Indonesia.

Saya tahu bahwa dia adalah advokat pertama bangsa Indonesia, tetapi saya tidak tahu bahwa beliau juga seorang advokat pejuang yang dahulu berdiri membela mereka yang lemah. Pak Besar juga tampil mendampingi Mr. Sujudi, Mr. Sastromulyono, dan Mr. Sartono dalam melakukan pembelaan terhadap Bung Karno dalam sebuah persidangan bersejarah di Kota Bandung.

Pak Besar juga adalah Walikota Tegal yang pertama. Beliau juga berkiprah di skala nasional dengan menjadi salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang ikut merancang pendirian Republik Indonesia. Di satu masa dalam hidupnya ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Kehakiman dan pada tahun 1970 ia ikut mendirikan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Pak Besar (ketiga dari kiri) beserta kakak dan adiknya
Saya bertekad untuk membaca habis buku ini, menggali lagi semua memori saya tentang sejarah bangsa dan memasukkan Pak Besar ke dalam cerita-cerita sejarah yang bertahun-tahun lalu saya baca di buku-buku sejarah SD. Mungkin kali ini, sejarah bangsa Indonesia akan menjadi lebih berarti, bukan hanya sekedar tulisan-tulisan dalam sebuah buku yang harus saya tahu, harus saya hafal.


Lebih dari semua fakta sejarah tentang Pak Besar, dari apa yang sudah saya baca, mereka-mereka yang menjadi pengagum dan muridnya memiliki pendapat yang sama tentang beliau: Pak Besar adalah sosok yang bersahaja, nyaris tanpa prasangka, pendiam namun memiliki kewaspadaan intelektual, nasionalis sejati, dan sangat benci tindak korupsi. Ia lebih memilih diskusi untuk mencari jalan keluar perbedaan. Ia bukan seorang revolusioner. Pak Besar berjuang lewat koridor hukum.

Anda dapat membaca tulisan Daniel S. Lev seorang Indonesianis yang juga murid dari Pak Besar di sini.

Oma Besar (Loesinah Martokoesoemo) adalah perempuan yang selama puluhan tahun berada di sisi Pak Besar. Beliau adalah sosok perempuan yang sangat saya kagumi dan cintai. Cerita hidupnya lebih dari sekedar "istri Pak Besar" dan saya ingin Anda juga dapat mengenalnya suatu hari nanti. Saya akan menuliskan tentang Oma Besar di blog ini setelah mengumpulkan materi yang mencukupi.


Comments

  1. Benar benar Keluarga BESAR

    ReplyDelete
  2. as a big fans of the age of 45-66, gw ikut seneng baca tulisan u din.. must be really proud being a part of something Besar :)

    ReplyDelete
  3. Selamat sore waktu indonesia,ibu andini.
    Saya sangat tertarik dengan pak besar...semoga berkenan untuk memberikan referensi menyangkut beliau.

    ReplyDelete
  4. Assalamu'alaikum wr.wb, Mbak Kami dari tim penuluran korban 3 Oktober 1945 di Pekalongan, kami mohon informasi untuk nama dan alamat keluarga ahli waris Mr.Besar. Terima Kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsaalam wr wb, Mas. Sayangnya semua anak-anak Pak Besar sudah berpulang. Cucu dan cicit nya yang masih ada. Untuk keperluan apakah informasi yang dibutuhkan?

      Delete
    2. Saat pengambilalihan kekuasaan Jepang di Pekalongan, Mr.Besar adalah Residen Pekalongan dan termasuk juru runding, yang menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh yang berjasa dalam peristiwa tersabut. Kami mohon informasi mengenai cucunya yang terdekat rumahnya dengan Kota Pekalongan. Tujuannya adalah mengundang perwakilan keluarga saat upacara peringatan 3 Oktober 45. ini nrm Wa saya mbak, 085741869400

      Delete

Post a Comment

Popular Posts