Dua Puluh Delapan dan Teruslah Berhitung!

Tanggal 7 Desember 2010 lalu saya berulangtahun. Di hari Selasa kemarin itu umur saya tepat 28. Dua puluh delapan tahun hidup di dunia dan saya bahagia.

Saya merasa ulangtahun saya kali ini sangat-sangat istimewa dan indah, meskipun Aris, suami saya masih di Houston. Saya tahu doa dan cintanya dikirimkan Semesta kepada saya. Sungguh, di tanggal 7 Desember lalu saya merasa seluruh Semesta Raya berkonspirasi untuk memberikan momen demi momen terindah untuk saya ingat dan simpan hingga entah kapan.

Saya bersyukur atas begitu banyak hal. Hidup saya sungguh luar biasa dan kaya. Kaya, bagi saya, berarti penuh, berwarna, penuh pengalaman yang mendewasakan, dan manusia-manusia yang tiada dua.

Kebetulan minggu lalu, dari hari Senin sampai dengan Jumat lalu saya berada di Bali bersama sahabat saya, anaknya, kedua ibu kami, juga Tante dan sepupu sahabat saya. Tujuh perempuan dari 3 generasi pergi ke Bali. Perjalanan itu sudah saya rencanakan dengan sahabat saya sejak beberapa bulan yang lalu. Saya saat itu sedang rindu setengah mati pada Indonesia dan iri melihat foto-foto seorang teman yang habis berlibur di Bali.


Bagi saya Bali adalah tempat untuk menyuntikkan semangat dan kecintaan pada hidup. Bagi saya, segalanya tentang Bali adalah indah. Tentu, ini terdengar klise, tetapi itu yang saya rasakan. Saya terpesona pada alamnya, manusianya, budayanya, juga makanannya. Maka ketika saya boleh merayakan ulang tahun di sana, itu sudah menjadi hadiah yang sangat istimewa. Terlebih lagi saya merayakannya bersama-sama perempuan-perempuan spesial di hidup saya.



Tanggal 7 Desember lalu saya mulai bersama ibu dan Dewi, sahabat saya, tepat pukul 00.00. Sebuah kue cokelat mungil dengan lilin dipergunakan untuk jadi penanda dimulainya perayaan hari kelahiran saya. Lalu pagi harinya saya mengikuti sebuah kelas Vinyasa yoga di Prana Spa, Seminyak pukul 07.30 pagi. Meski kelasnya dilaksanakan di sebuah ruang tertutup, namun tetap saja kelas itu memberikan saya energi yang tepat untuk menjalani sepanjang hari itu.

Siang hingga sore saya habiskan bersama seluruh peserta liburan Bali, termasuk si bayi Gili. Kami berenang, makan dan berbelanja seharian. Menghabiskan waktu bersama Dewi dan Gili menjadi doa yang sudah berbulan-bulan saya panjatkan kepada Tuhan. Siapa sangka doa itu dikabulkan, bahkan lebih lagi.


Malam harinya saya mendapatkan kado yang juga istimewa; bertemu dengan sahabat lama saya, si peselancar dan kapten kapal yang sering sekali saya ceritakan, Tony. Cerita tentangnya dapat Anda baca di sini: Padang and Captain Tony. Saya berjumpa dengan Tony tahun 2005 di sebuah perjalanan dari Pesisir Selatan ke Padang. Setelah itu kami terus menjaga silahturahmi lewat telepon, sms dan email, tetapi tidak pernah bertemu. Sudah bolak-balik kami berniat untuk bertemu, namun Semesta sepertinya belum setuju. Maka ketika akhirnya kami bertemu tanggal 7 Desember lalu, saya merasa sungguh sangat bersyukur. Entah kapan lagi saya dapat bertemu Tony.



Bersama Tony dan teman-temannya yang saya baru kenal hari itu, saya merayakan ulang tahun secara sederhana. Ditraktir makan malam ayam goreng mentega dan banana pancake di restoran Mak Jo, kemudian nongkrong dan ngobrol ditemani bir Bintang di sebuah restoran dekat GWK Cultural Park adalah pengalaman seru yang bila diingat-ingat terus membuat saya kesenangan sendiri. Bertemu teman lama dan bertambah teman-teman baru adalah hadiah yang menyenangkan sekali. Terutama karena teman-teman baru ini punya cerita dan pandangan hidup yang seru.

Taksi yang membawa saya ke hotel tiba di lobby tepat pukul 00.00. Tepat 24 jam sejak saya meniup lilin bersama ibu dan Dewi. Betapa banyak yang bisa terjadi dalam 24 jam, membuat saya tidak ingin lagi membiarkan hidup menunggu. Seperti yang dikatakan oleh sebuah pepatah: days are long, but years go fast. Semoga saya akan terus ingat bahwa hidup adalah momen-momen yang saya ciptakan sendiri dengan bantuan Semesta Raya. Semoga saya tidak akan lagi membiarkan waktu berjalan tanpa saya sadari. Semoga saya akan selalu ingat bahwa hidup perlu dirayakan setiap hari, bersama manusia-manusia dan segala mahluk hidup yang membuat hidup itu sendiri luar biasa.


Sudahkah saya katakan bahwa saya bahagia? Ya, saya amat bahagia.

Comments

Popular Posts