AT Mahmud: Sang Bintang Kejora

Di kelas 4 SD untuk pertama kalinya saya mengikuti Lomba Paduan Suara Dendang Kencana yang diadakan oleh Gramedia. Perlombaan bagi anak-anak usia TK dan SD se-Jabodetabek itu adalah kompetisi bergengsi antar sekolah dan lagu-lagu yang dibawakan seluruhnya adalah lagu-lagu anak. Kebanyakan adalah karya Abdullah Totong Mahmud atau AT Mahmud.


Dua kali saya mengikuti Dendang Kencana karena kalau tidak salah ingat kompetisi itu adalah acara 2 tahunan. Ketika kelas 6 SD, tepatnya tahun 1994 sekolah saya, SD Charitas menjadi juara pertama. Tak bisa dipungkiri, itu adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya. Saya bertindak sebagai dirigen, sekolah kami meraih juara pertama dan AT Mahmud adalah salah satu juri di lomba itu. Rasa bangga membuncah dengan luar biasa, bahkan hingga saat ini, 16 tahun setelahnya dan ketika AT Mahmud sudah berpulang ke sisi Yang Maha di usia 80 tahun.


Ada saya loh di foto ini! :)
foto via www.cetak.kompas.com

Lagu-lagu yang menjadi lagu wajib dan pilihan di lomba itu sungguh adalah lagu-lagu yang menyenangkan, indah dan membekas. Sayangnya saya lupa judul-judulnya dan pencarian saya di google pun tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan. Saya ingat melodinya, saya ingat liriknya, tapi saya lupa judulnya! Ah, Pak AT Mahmud, maafkan saya. Saya ingat ada lagu tentang kebun di belakang rumah yang ditanami sayur dan cabai, lalu ada lagu tentang jari-jari tangan. Tema-tema yang sederhana, namun sukses diolah dengan luar biasa.

Ketika mendengar tentang berpulangnya AT Mahmud pada tanggal 6 Juli 2010 lalu, mendadak semua memori di masa kecil muncul kembali. Saya ingat Dendang Kencana yang sayangnya sejak tahun 1996 tidak lagi diadakan, saya ingat semua lagu-lagu masa kecil yang suka didendangkan ibu dan guru-guru TK, saya ingat bayangan di kepala saya ketika mendengar lagu-lagu masa kecil, seperti "Amelia" yang selalu membuat saya membayangkan gadis kecil berambut pendek sedang berlari-lari senang di padang rumput, atau "Ambilkan Bulan Bu" yang senantiasa membuat saya ingat ibu, juga "Paman Datang" dengan bayangan tentang seorang laki-laki gemuk yang datang membawa kereta sayur berukuran super besar, penuh dengan hasil kebunnya dari desa, dan "Pelangi" yang membuat saya selalu membayangkan langit penuh warna.

AT Mahmud bukan satu-satunya pencipta lagu anak legendaris yang dimiliki Indonesia. Kita juga pernah punya Ibu dan Bapak Kasur, juga Ibu Sud, Pak Dal, dan masih banyak lagi nama-nama yang kini sudah tenggelam seiring kepergian mereka. Kepada mereka seharusnya kita berterimakasih untuk masa kanak-kanak yang sederhana, menyenangkan, imajinatif, dan penuh nilai-nilai positif.

Berdasarkan riset internet yang saya lakukan, saya mengetahui bahwa AT Mahmud adalah seorang guru. Kecintaannya pada anak-anak hadir sejak usianya muda. Banyak lagu ciptaannya lahir karena pengalaman sehari-hari, seperti contohnya "Ambilkan Bulan Bu" yang inspirasinya diperoleh ketika anaknya, Roike tengah bermain di beranda rumah dan ia melihat bulan di langit. Roike kecil kemudian berkata, "Ambilkan bulan, Pa." AT Mahmud mengganti "Pa" dengan "Bu". Sedangkan "Amelia" adalah anak dari sahabat AT Mahmud, yakni Emil Salim. Gadis cilik itu adalah anak yang periang, banyak bertanya dan tidak bisa diam. Maka lahirlah lagu "Amelia". Klik di sini untuk kisah lebih banyak.

Karena hendak membuat posting ini saya tadi mulai mencari lagu-lagu anak Indonesia karya AT Mahmud. Hasilnya cukup membuat hati terhibur. Tasya pernah memiliki album anak berisi lagu-lagu karya AT Mahmud dan itu adalah salah satu album musik favorit saya sepanjang masa. Salah satu lagu favorit saya adalah "Bintang Kejora". Lirik dan melodinya sungguh manis sekali. Membuat saya teringat kepada semua manusia hebat yang pernah singgah di sepanjang masa hidup saya. Bintang-bintang kejora yang bersinar lebih hebat di antara bintang-bintang lainnya. Salah satunya tentu Bapak AT Mahmud. Selamat beristirahat, Pak. Semoga Indonesia akan kembali memiliki sosok yang peduli dengan kebutuhan anak-anak untuk lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka. Terima kasih untuk semua lagu yang pernah Anda ciptakan. Masa kecil (dan dewasa) saya menjadi jauh lebih menyenangkan karena lagu-lagu itu.

Bintang Kejora

Kupandang langit penuh bintang bertaburan
Berkelap-kelip seumpama intan berlian
Tampak sebuah bintang lebih terang cahayanya
Itulah bintangku bintang kejora yang indah selalu


Artikel menarik dari KOMPAS soal lagu anak-anak: Klik di sini

Comments

Post a Comment

Popular Posts