Oreo


Aku ingat perkenalan pertama kita
Bunda melawan maut untuk melahirkanmu
Dan ketika akhirnya kita berjumpa
Aku pun tahu nama paling tepat untukmu
Oreo

Bulu putih susu penuh cipratan warna hitam
membuatku ingat kue bundar bernama Oreo
Matamu terpejam dan moncongmu merah muda
Kamu bagaikan bola yang padat dan gempal
Oreo yang menggemaskan

Lalu kamu mulai tumbuh besar
Memasuki masa balita kamu mengunyah segalanya
Gigi-gigi susumu tajam dan gatal ketika menggores kulit
Wajahmu bengal dan kamu sungguh keras kepala
Oreo yang nakal

Seperti bundamu, tubuhmu pun mungil namun kekar
Kamu bagaikan gadis remaja tomboy yang selalu menantang dunia
Tatapanmu masih selalu tajam, kadang mengintimidasi
Di masa ini kamu mendadak galak, senantiasa geram
Oreo yang judes

Ketika kamu mulai dewasa dan marah pada dunia, aku sempat mendapat imbas
Ketika gemas dengan wajahmu, sebuah gigitan kecil mendarat di hidungku
Aku ingat perasaanku saat itu
Kecewa, sungguh kecewa, namun aku tidak pernah membencimu
Oreo yang sulit

Di usiamu yang ke 3 tahun, kamu melahirkan bayi-bayi mungil
Mereka gemuk dan menggemaskan, namun satu-persatu mati keesokan harinya
Setahun setelahnya kembali kamu mengandung
Kali ini, dari 4 yang lahir, hanya satu yang selamat
Oreo yang tak lagi sendiri

Kamu tidak suka air
Bulu pendekmu cukup menguntungkan, namun tetap saja baumu jauh dari harum
Kamu senantiasa bersembunyi, kini dengan wajah yang selalu khawatir
Di satu titik aku paksa kamu mengkonfrontasi bencimu pada air
Oreo yang menyerah

Setelah pertarungan yang melibatkan kamu, air, sabun dan 3 orang manusia,
kamupun perlahan berubah
Matamu tak lagi senantiasa menantang dan tumbuh rasa percayamu padaku
Pada manusia pada umumnya
Oreo yang manis

Dua tahun yang lalu kamu berulangtahun ke-9
Tubuhmu sudah tidak sekuat dahulu, juga semakin gemuk
Kamu selalu menemaniku bekerja, sambil tertidur di bawah meja
Kadang mengorok, lalu bangun dengan kesemutan
Oreo yang semakin tua

Aku senang berbicara padamu
Aku selalu senang melihatmu
Aku menciptakan berbagai panggilan sayang untukmu
Tante O, Mami O, Oredut, Sapio, juga Coreo, Doreo, Soreo dan berbagai O lainnya
Oreo yang menginspirasi

Kini 11 tahun sudah usiamu
Aku tumbuh dewasa bersamamu
Kamu membuatku mencintai rumah dan selalu ingin pulang
Hari ini, 16.519 km dari tempatmu tidur di bawah meja kerjaku, aku merindukanmu
Oreo yang ngangenin

Semoga Semesta memberi kita kesempatan untuk bertemu lagi
Ini kali pertama aku menulis puisi untuk seekor anjing
Tapi kamu lebih dari sekedar anjing
Kamu sahabatku
Oreoku tersayang


Houston, 11 Maret 2010

Comments

  1. aduhhh jadi bingung perasaan apa yang dirasain waktu baca tentang oreo ini...campur aduk..seneng banget bacanya..oreo banget...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts