Muntab!

Nasib para nelayan dan petani rumput laut di Nusa Tenggara Timur terancam hingga berpuluh tahun ke depan. Tahukah Anda? Saya sendiri baru tahu.

Ribut-ribut soal pemilihan menteri kabinet yang baru, kontroversi kasus KPK dan Bank Century membungkam berita tentang alam kita yang rusak parah. Jauh di Nusa Tenggara Timur sana saudara-saudara kita terancam kehilangan mata pencahariannya. Ancaman kesehatan pun sudah mengintip. Hidup mereka sudah terlalu berat! Dan jangan dikira hal ini hanya mempengaruhi mereka yang ada di Nusa Tenggara Timur sana, tetapi juga saya dan Anda yang saat ini sedang hidup tenang di ibukota. Ini masalah kita bersama!

Memuntahkan 500 Ribu Liter Minyak Per Hari
Ladang Minyak Meledak Di Laut Timor
(www.suaramerdeka.com)

Kupang, CyberNews.

Sebuah ladang minyak di laut Timor yang berjarak 690 KM sebelah Barat Darwin Australia Utara dan 250 Km Barat Laut Truscott di Australia Barat sejak 21 Agustus 2009 lalu meledak dan memuntahkan ratusan ribu liter minyak per hari di perairan Laut Timor.



Ladang minyak besar ini letaknya lebih dekat ke Gugusan Pulau Pasir bernama Montara meledak sangat dahsyat dan telah mencemari perairan dan lingkungan di sekitarnya serta mengancam seluruh habitat yang berada dikawasan tersebut. Hal itu diungkapkan Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni di Kupang. 



Ladang minyak Montara tersebut dioperasikan sebuah perusahaan minyak PTTEP Australasia asal Thailand, dan untuk mengatasi kebocoran tersebut perusahaan tersebut memindahkan alat pembor minyak lepas pantai canggih milik Australia West Tritton yang berada di Pulau Batam ke lokasi insiden tersebut untuk mengebor sebuah sumur pelepas yang akan memompa lumpur tebal ke dalam sumur minyak yang meledak itu untuk menutup kebocoran.



Juru Bicara PTTEP Australasia Mike Groves mengatakan, tumpahan minyak yang terjadi kira-kira luasnya hanya sekitar 15 KM panjang dan 30 meter lebar saja.



Akan tetapi insiden itu masih menjadi perdebatan sengit dalam Perlemen Australia di Canberra.



Senator Rachel Siewart dan Pimpinan Partai Hijau di Parlemen Senator Bob Brown menuding PTTEP Australasia tidak transparan dan mempertanyakan Pemerintah Partai Buruh Australia tentang kepastian angka muntahan minyak yang disemburkan dan mencemari Laut Timor, pada tanggal 29 Agustus 2009 dilaporkan kebocoran telah menjangkau 3.000 km persegi, bahkan menurut petugas Otoritas Keselamatan Maritim Australia pada tanggal 30 Agustus 2009, kebocoran telah mencapai 6.000 km persegi.



Mereka juga mempertanyakan besarnya angka muntahan minyak yang dikemukakan Menteri Lingkungan Australia Senator Garett hanya sekitar 48.000-64.000 liter perhari.



Sementara laporan yang dikutip di berbagai media di Australia mengklaim bahwa telah terjadi muntahan minyak sebanyak 500 ribu liter per hari dan telah mencemari perairan dan lingkungan di Laut Timor yang berdampak langsung terhadap ekosistem yang ada, lanjut mantan agen Imigrasi Kedutaan Besar Australia ini mengutip laporan dari jaringannya di Canberra.



Yang patut dikhawatirkan, insiden ini akan menyerupai kasus terbelahnya kapal tanker Exxon Valdez pada Maret 1989 yang tenggelam di pantai barat Amerika Serikat dan menumpahkan 42 juta liter minyak yang mencemari perairan dan lingkungan di Teluk Alaska, yang hingga saat ini sudah 20 tahun lamanya namun dampaknya masih terus ada.



Bila hal tersebut terjadi, maka tidaklah mustahil suatu waktu masyarakat di Timor Barat, Rote-Ndao, Sabu dan Alor tidak bisa lagi mendapatkan ikan dan biota laut lain nya untuk dikonsumsi karena telah musnah dan keracunan.



Menurut catatan YPTB, kejadian tersebut bukan satu-satunya yang terjadi di Laut Timor dan telah disuarakan berulang kali namun Pemerintah seolah tidak mendengar. YPTB juga menyarankan pemerintah juga mengantispasi.



Tanoni mengakui bahwa pihaknya juga telah menerima dan sedang mempelajari sebuah laporan penelitian ilmiah setebal 30 halaman dari sebuah lembaga ilmiah di di Melbourne Australia tentang kebocoran minyak di Laut Timor tersebut dan dampaknya terhadap lingkungan dan ekosistem yang akan terjadi di Laut Timor.

( Ardiansyah / CN13 )


Comments

  1. i know din. but i also know we NEED "ludruk" ala "KPK-KEPOLISIAN-DPR" saga. watching it, i hope Indonesian people FINALLY SEE bahwa semua regulasi, peraturan, perundangan dan kebijakan untuk mengatur hidup kita selama ini, ada di tangan pelawak2 ini. "wakil2" rakyat yang mewakili hanya diri dan kepentingannya sendiri.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts