Kartini, Sekali Lagi


Hari Kartini selalu membuat saya berhenti dan merenung. Merenung tentang keberadaan saya sebagai seorang perempuan. Tentang dunia yang katanya sudah lebih ramah terhadap perempuan. Terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sama dan masih ada di kepala. 

Saya selalu ingin menulis sesuatu tentang beliau atau tentang perempuan pada umumnya di hari itu. Tetapi entah mengapa tahun ini saya tidak bisa menulis apa-apa. Segala perayaan untuk memperingati kelahiran Kartini sepertinya malah membuat saya kebingungan. Kata emansipasi membuat keinginan untuk berkata-kata menguap. Setelah berpuluh-puluh tahun kemudian, setelah semua kemajuan teknologi dan kebebasan informasi, setelah pola pikir yang berubah, mengapa Kartini masih dillihat dengan cara yang sama? Padahal perempuan itu maju untuk jamannya. Mengapa kita masih saja terjebak dalam nostalgia dan euforia tradisi perayaan semata? 

Maka di sinilah saya, 7 hari kemudian, mendadak ingin menuliskan sesuatu. 

Bagi saya, Kartini adalah salah satu nama terindah yang pernah ada di muka bumi. Jika ada orang yang diberi nama Kartini, maka saya pasti akan iri setengah mati. Tetapi Kartini bukan hanya sebuah nama, karena perjalanan sejarah telah mengkultuskan Kartini sebagai perempuan yang membela kaumnya dari keterbelakangan, perempuan yang menginginkan kaumnya yang tidak memiliki privilige ekonomi atau status sosial tertentu untuk mendapatkan hak-hak yang sama dengan saudara-saudara mereka yang "lebih beruntung". 

Lebih dari sekedar nama, Kartini adalah simbol dari sebuah semangat. Semangat untuk mengajak manusia membuka mata, bahwa pendidikan adalah kunci dan tidak ada satu manusia pun yang boleh dikucilkan dari kesempatan untuk berkembang melalui pendidikan. Kartini (konon)  percaya itu sepenuh hati. 

Lewat buku-buku (dan guru) sejarah kita tentu sudah hafal betul apa yang terjadi dalam hidup Kartini. Perempuan itu melakukan pemberontakan dan perjuangan dengan cara-cara yang halus dan anggun. Ia tidak melawan ayahandanya, ia bahkan menuruti kemauan keluarga untuk menikah dengan seorang pejabat daerah yang terlebih dahulu telah memiliki selir-selir dan keturunan dari selir-selir itu. Pernikahan itu adalah upaya untuk mencegah Kartini pergi ke Belanda untuk bersekolah sebagai guru. Diceritakan bahwa batin Kartini bergejolak terhadap pernikahan itu, tetapi ia melaksanakannya juga. 

Kartini berjuang dengan menyantap buku-buku yang membuka wawasan dan menumpahkan perasaan serta pemikirannya lewat surat-surat bagi temannya di negeri Belanda. Ia memberi makan otak dan hatinya, kemudian memberi apa yang ia miliki kepada mereka yang belum memiliki. Bagiku itu adalah inspirasi terhebat yang diberikan Kartini.  

Kini Indonesia telah memiliki banyak perempuan-perempuan hebat. Dan itu terjadi bukan semata karena Kartini. Tentu, ia adalah salah satu yang menjadi penyundut awal semangat perjuangan untuk persamaan, tetapi saya yakin ada banyak Kartini-Kartini lain yang turut menjadikan perjuangan lewat pendidikan menjamur dan meluas. Gadis-gadis yang ketika itu berani datang ke sekolah milik Kartini dan mungkin melawan omongan keluarga adalah juga para pejuang. 

Maka di sinilah saya, Anda dan mereka. Perempuan-perempuan yang tiap hari bergaul dengan komputer, internet, buku, dan laki-laki. Perempuan-perempuan yang tahu siapa dirinya dan tidak ragu untuk menjadi dirinya. Perempuan yang kadang-kadang lupa bahwa kita memiliki kemudahan yang teramat sangat untuk mengembangkan diri lewat cara apapun, terutama membaca berbagai macam buku.

Karena sebuah buku juga (dan koran Kompas hari ini) saya mendadak ingin menuliskan sesuatu. Mata saya terbuka, saya mendadak bangga. Chauvinisme membuat saya ingin menulis sesuatu tentang perempuan, atau lebih tepatnya manusia yang dikategorikan sebagai perempuan, karena organ reproduksi yang berbeda dari laki-laki. Semua berkat lima nama: Marjane Satrapi, Mayawati Kumari, Johana Sigurdardottir, Taty Almeida dan Aurora Mores.

Dalam 3 jam saya melahap habis halaman-halaman Persepolis, buku karangan Marjane Satrapi. Buku itu dikemas dengan begitu menarik, meski topik yang diangkat sangat berat dan sesungguhnya, pilu. Satrapi adalah seorang jenius dan inspirator lewat cara yang tidak konvensional. Buku itu sesungguhnya adalah biografi sang penulis yang dituangkan lewat gambar dan tulisan. 

Satrapi berasal dari Iran, dan di dalam Persepolis ia mengisahkan perjalanan sejarah Iran serta keadaan sesungguhnya di dalam negara itu. Ia menyuarakan suara-suara yang dipaksa bungkam. Ia menceritakan kisah-kisah sedih tentang perpisahan, pelecehan, penyiksaan dan kematian. Ia membuat saya berkaca dan melihat bangsa sendiri. Betapa menyeramkannya ketika saya melihat ada beberapa persamaan antara pengalaman hidup Satrapi dan keadaan di Indonesia. Kemunafikan dan ketakutan yang tak beralasan telah membawa kita mundur.

Mayawati Kumari adalah seorang perempuan India. Ia adalah Menteri Besar Uttar Pradesh, salah satu daerah padat penduduk dan dikategorikan strategis secara politis di India. Ia lahir di dalam kasta rendah. Kita semua tahu betapa India masih mempraktekkan sistem kasta dan hal itu membuat kehidupan bernegara dan bermasyarakat menjadi tidak fleksibel. 

Kumari merintis karier politik dari bawah. Kumari menyuarakan suara kaum tertindas, tetapi kini ia juga merangkul kasta yang berada di atas untuk bersama-sama maju dan membangun India. Kini lewat konsolidasi politik, perempuan yang merupakan menteri besar pertama dari kastanya dan politisi termuda yang menjabat menteri besar Uttar Pradesh ini sedang merintis jalan menuju posisi Perdana Menteri India. Ia adalah sosok yang memperlihatkan bahwa kemiskinan dan rintangan-rintangan yang dibuat manusia tidak boleh menghalangi mimpi serta keinginan untuk sebuah perbaikan.

Johana Sigurdardottir adalah Perdana Menteri Eslandia yang ditunjuk untuk memimpin pemerintah sementara di Eslandia, negara di Eropa yang kini bangkrut karena krisis ekonomi. Sigurdardottir adalah pemimpin kubu Sosialis Demokrat yang jelas-jelas menjadi oposisi dari pemerintahan terdahulu yang lebih konservatif. Perempuan ini kini ditantang untuk membawa Eslandia bangkit dari keterpurukan ekonomi. 

Saya tidak terlalu paham politik. Saya tidak mengerti keadaan sesungguhnya di Eslandia, tetapi saya yakin bahwa ditunjuknya Sigurdardottir adalah bukti bahwa ada bagian dunia yang benar-benar telah memiliki pemikiran yang sangat terbuka. Bagaimana tidak, Sigurdardottir adalah seorang lesbian. Ia adalah seorang perempuan lesbian yang telah menikah dengan pasangan hidupnya di tahun 2002. Sebelumnya ia pernah menikahi seorang laki-laki, mendapatkan dua orang putra, namun kemudian bercerai. Sigurdardottir ditunjuk karena kompetensi dan posisinya sebagai pemimpin. Tak masalah jika dia perempuan atau bahkan seorang lesbian. Katakan hal itu tidak istimewa dan luar biasa terbuka!

Taty Almeida dan Aurora Mores adalah dua orang ibu dari Argentina. Mereka mengisi 1/2 halaman 16 di koran Kompas hari ini. Kedua perempuan ini kehilangan anak-anak mereka di kala rezim militer berkuasa di Argentina antara tahun 1976 - 1983. Kedua perempuan ini tergabung di dalam organisasi The Mothers of the Plaza de Mayo-Founding Line yang merangkul para ibu dan nenek yang telah kehilangan cucu serta anak selama 7 tahun kekuasaan junta.

Stigma "komunis" dan "ibu para teroris" disematkan penguasa kepada para perempuan ini dan mereka tetap saja melakukan ritual yang dilaksanakan sejak 30 April 1977, yakni mengitari Plaza de Mayo dengan membawa foto anak-anak mereka, meski dikelilingi pasukan bersenjata dan anjing-anjing pemburu. Almeida dan Mores datang ke Indonesia untuk memberikan semangat bagi para ibu dan nenek yang menjadi korban kekerasan sosial politik di negara ini. Para ibu di Indonesia yang anak-anaknya menjadi korban kekerasan pun memiliki ritual serupa, yaitu "Kamisan" di depan Istana Negara yang rutin dilakukan sejak dua tahun yang lalu. 

Perempuan-perempuan ini tidak hanya berjuang untuk diri dan keluarga mereka, tetapi bagi semua bangsa yang pernah memiliki catatan hitam dalam perjalanan sejarah, di mana jiwa-jiwa mereka yang memilih untuk bersuara dimusnahkan begitu saja. Kita tidak boleh lupa. Kita tidak boleh merasa tidak memiliki hubungan apapun dengan catatan-catatan gelap itu, karena bangsa ini punya banyak. Banyak sekali.

Hari Kartini bagi saya kini adalah sebuah pengingat. Bukan tentang emansipasi atau menjadi sama dengan laki-laki. Kita sudah terlanjur diciptakan unik dan berbeda satu sama lain, alat reproduksi hanya satu kategori lagi untuk membeda-bedakan manusia. Tidak mau lagi saya dipancing soal perempuan HARUS sama dengan laki-laki. Karena di luar perbedaan alat reproduksi, kita memang sama dan itu adalah akhir dari segala diskusi.

Bagi saya hari Kartini kini adalah pengingat tentang rasa kemanusiaan. Tentang manusia yang ternyata tidak semuanya korup dan busuk. Tentang kemanusiaan yang ternyata masih harus dibela dan diperjuangkan.  Tentang keinginan untuk membela mereka yang belum memiliki akses dan kebebasan seperti yang saya miliki. Hari Kartini bukan lagi tentang emansipasi, tetapi tentang menularkan inspirasi dan kasih.

Selamat hari ulang tahun, Kartini. Terima kasih atas inspirasi yang diberi.    

Comments

  1. U2 dan Sting (juga Joan Baez) mendedikasikan satu karyanya untuk ibu-ibu plaza de mayo saya pikir juga semua ibu anak-anak yang dihilangkan di negeri ini


    silah kunjung untuk link you tube konser kedua musisi dunia ini di argentina

    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/ibu-ibu-plaza-de-mayo-ibu-anak-anak.html

    lirik dari U2 – Mothers of the Disappeared – Live Popmart Santiago 1998

    Midnight, our sons and daughters
    Were cut down and taken from us
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the wind, we hear their laughter
    In the rain, we see their tears
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    Ooooh…

    Night hangs like a prisoner
    Stretched over black and blue
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the trees, our sons stand naked
    Through the walls, our daughters cry
    See their tears in the rainfall.

    Sting w/ Peter Gabriel – They dance alone – Argentina ´88

    Why are there women here dancing on their own?
    Why is there this sadness in their eyes?
    Why are the soldiers here
    Their faces fixed like stone?
    I can’t see what it is that they dispise
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    It’s the only form of protest they’re allowed
    I’ve seen their silent faces scream so loud
    If they were to speak these words they’d go missing too
    Another woman on a torture table what else can they do
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance
    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance

    Ellas danzan con los desaparecidos
    Ellas danzan con los muertos
    Ellas danzan con amores invisibles
    Ellas danzan con silenciosa angustia
    Danzan con sus pardres
    Danzan con sus hijos
    Danzan con sus esposos
    Ellas danzan solas
    Danzan solas

    Hey Mr. Pinochet
    You’ve sown a bitter crop
    It’s foreign money that supports you
    One day the money’s going to stop
    No wages for your torturers
    No budget for your guns
    Can you think of your own mother
    Dancin’ with her invisible son
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    They’re anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    ReplyDelete
  2. U2 dan Sting (juga Joan Baez) mendedikasikan satu karyanya untuk ibu-ibu plaza de mayo saya pikir juga semua ibu anak-anak yang dihilangkan di negeri ini


    silah kunjung untuk link you tube konser kedua musisi dunia ini di argentina

    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/ibu-ibu-plaza-de-mayo-ibu-anak-anak.html

    lirik dari U2 – Mothers of the Disappeared – Live Popmart Santiago 1998

    Midnight, our sons and daughters
    Were cut down and taken from us
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the wind, we hear their laughter
    In the rain, we see their tears
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    Ooooh…

    Night hangs like a prisoner
    Stretched over black and blue
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the trees, our sons stand naked
    Through the walls, our daughters cry
    See their tears in the rainfall.

    Sting w/ Peter Gabriel – They dance alone – Argentina ´88

    Why are there women here dancing on their own?
    Why is there this sadness in their eyes?
    Why are the soldiers here
    Their faces fixed like stone?
    I can’t see what it is that they dispise
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    It’s the only form of protest they’re allowed
    I’ve seen their silent faces scream so loud
    If they were to speak these words they’d go missing too
    Another woman on a torture table what else can they do
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance
    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance

    Ellas danzan con los desaparecidos
    Ellas danzan con los muertos
    Ellas danzan con amores invisibles
    Ellas danzan con silenciosa angustia
    Danzan con sus pardres
    Danzan con sus hijos
    Danzan con sus esposos
    Ellas danzan solas
    Danzan solas

    Hey Mr. Pinochet
    You’ve sown a bitter crop
    It’s foreign money that supports you
    One day the money’s going to stop
    No wages for your torturers
    No budget for your guns
    Can you think of your own mother
    Dancin’ with her invisible son
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    They’re anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    ReplyDelete
  3. U2 dan Sting (juga Joan Baez) mendedikasikan satu karyanya untuk ibu-ibu plaza de mayo saya pikir juga semua ibu anak-anak yang dihilangkan di negeri ini


    silah kunjung untuk link you tube konser kedua musisi dunia ini di argentina

    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/ibu-ibu-plaza-de-mayo-ibu-anak-anak.html

    lirik dari U2 – Mothers of the Disappeared – Live Popmart Santiago 1998

    Midnight, our sons and daughters
    Were cut down and taken from us
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the wind, we hear their laughter
    In the rain, we see their tears
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    Ooooh…

    Night hangs like a prisoner
    Stretched over black and blue
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the trees, our sons stand naked
    Through the walls, our daughters cry
    See their tears in the rainfall.

    Sting w/ Peter Gabriel – They dance alone – Argentina ´88

    Why are there women here dancing on their own?
    Why is there this sadness in their eyes?
    Why are the soldiers here
    Their faces fixed like stone?
    I can’t see what it is that they dispise
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    It’s the only form of protest they’re allowed
    I’ve seen their silent faces scream so loud
    If they were to speak these words they’d go missing too
    Another woman on a torture table what else can they do
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance
    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance

    Ellas danzan con los desaparecidos
    Ellas danzan con los muertos
    Ellas danzan con amores invisibles
    Ellas danzan con silenciosa angustia
    Danzan con sus pardres
    Danzan con sus hijos
    Danzan con sus esposos
    Ellas danzan solas
    Danzan solas

    Hey Mr. Pinochet
    You’ve sown a bitter crop
    It’s foreign money that supports you
    One day the money’s going to stop
    No wages for your torturers
    No budget for your guns
    Can you think of your own mother
    Dancin’ with her invisible son
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    They’re anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    ReplyDelete
  4. U2 dan Sting (juga Joan Baez) mendedikasikan satu karyanya untuk ibu-ibu plaza de mayo saya pikir juga semua ibu anak-anak yang dihilangkan di negeri ini


    silah kunjung untuk link you tube konser kedua musisi dunia ini di argentina

    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/ibu-ibu-plaza-de-mayo-ibu-anak-anak.html

    lirik dari U2 – Mothers of the Disappeared – Live Popmart Santiago 1998

    Midnight, our sons and daughters
    Were cut down and taken from us
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the wind, we hear their laughter
    In the rain, we see their tears
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    Ooooh…

    Night hangs like a prisoner
    Stretched over black and blue
    Hear their heartbeat
    We hear their heartbeat

    In the trees, our sons stand naked
    Through the walls, our daughters cry
    See their tears in the rainfall.

    Sting w/ Peter Gabriel – They dance alone – Argentina ´88

    Why are there women here dancing on their own?
    Why is there this sadness in their eyes?
    Why are the soldiers here
    Their faces fixed like stone?
    I can’t see what it is that they dispise
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    It’s the only form of protest they’re allowed
    I’ve seen their silent faces scream so loud
    If they were to speak these words they’d go missing too
    Another woman on a torture table what else can they do
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    Their anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance
    One day we’ll dance on their graves
    One day we’ll sing our freedom
    One day we’ll laugh in our joy
    And we’ll dance

    Ellas danzan con los desaparecidos
    Ellas danzan con los muertos
    Ellas danzan con amores invisibles
    Ellas danzan con silenciosa angustia
    Danzan con sus pardres
    Danzan con sus hijos
    Danzan con sus esposos
    Ellas danzan solas
    Danzan solas

    Hey Mr. Pinochet
    You’ve sown a bitter crop
    It’s foreign money that supports you
    One day the money’s going to stop
    No wages for your torturers
    No budget for your guns
    Can you think of your own mother
    Dancin’ with her invisible son
    They’re dancing with the missing
    They’re dancing with the dead
    They dance with the invisible ones
    They’re anguish is unsaid
    They’re dancing with their fathers
    They’re dancing with their sons
    They’re dancing with their husbands
    They dance alone They dance alone

    ReplyDelete
  5. Terimakasih, Mas Andreas.. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts